Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mantan Presiden Filipina Benigno Aquino Tutup Usia

Benigno Aquino meninggal dunia dalam usianya yang menginjak 61 tahun itu. Dia merupakan presiden Filipina pada 2010-2016.
Dokumentasi - Presiden RI Joko Widodo saat menerima kunjungan Benigno S. Aquino III yang saat itu masih menjabat Presiden Filipina. Keduanya menyaksikan MoU kerja sama bilateral, di Istana Malacanang, Filipina, Senin (9/2/2015)./JIBI-Akhirul Anwar
Dokumentasi - Presiden RI Joko Widodo saat menerima kunjungan Benigno S. Aquino III yang saat itu masih menjabat Presiden Filipina. Keduanya menyaksikan MoU kerja sama bilateral, di Istana Malacanang, Filipina, Senin (9/2/2015)./JIBI-Akhirul Anwar

Bisnis.com, JAKARTA - Mantan Presiden Filipina Benigno Aquino meninggal dunia di usia 61 tahun pada Kamis (24/6/2021). Dia meninggal setelah dinyatakan gagal jantung di sebuah rumah sakit di Kota Quezon.

Presiden yang kerap siapa Noynoy itu memimpin negara tersebut pada periode 2010 - 2016 sebelum digantikan oleh Duterte.

South China Morning Pesta mengatakan bahwa Aquiro mengawasi periode pertumbuhan tercepat negara itu sejak tahun 1970-an dan menantang klaim Laut China Selatan yang luas dari Beijing.

"Dengan kesedihan yang mendalam saya mengetahui pagi ini tentang meninggalnya mantan presiden Benigno Aquino," kata hakim Mahkamah Agung Marvic Leonen, yang diangkat oleh Aquino pada 2012, dalam sebuah pernyataan seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Kamis (24/6/2021).

"Merupakan suatu kehormatan untuk melayani negara bersamanya. Dia akan sangat dirindukan," menurut pernyataan itu.

Bendera negara Filipina pun terlihat berkibar setengah tiang di gedung senat di Manila pada hari Kamis.

Pria berusia 61 tahun itu adalah presiden Filipina dari 2010 hingga 2016. Populer dengan nama Noynoy, dia membawa gelombang dukungan publik ke kursi kepresidenan setelah kematian ibunya pada 2009, pemimpin "Kekuatan Rakyat" yang dihormati Corazon Aquino, yang juga presiden dari 1986 hingga 1992.

Ayahnya yang senama dengan dia, adalah seorang senator yang dengan gigih menentang pemerintahan Ferdinand Marcos. Dia dibunuh ketika saat kembali ke rumah dari pengasingan politik pada tahun 1983.

Pembunuhan itu mengejutkan bangsa dan membantu mendorong Marcos jatuh dari jabatannya dalam revolusi People Power 1986 dan mengantarkan ibunya menjadi presiden.

Sebagai putra tunggal, Aquino bekerja di bisnis gula keluarga sebelum memulai karir politiknya pada tahun 1998.

Aquino menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat selama tiga periode antara 1998 dan 2007 serta mewakili provinsi Tarlac tempat pabrik gula di utara Manila.

Dia adalah korban luka tembak dari percobaan kudeta militer 1987 terhadap pemerintahan ibunya. Dia ditembak lima kali dan tiga pengawalnya terbunuh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper