Bisnis.com, BANJARMASIN - Epidemiolog dari Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat di Banjarmasin, Rudi Fakhriadi menuturkan, kasus Covid-19 yang selalu melewati angka 12.000 kasus dalam tiga hari terakhir di Indonesia, menunjukkan terjadinya peningkatan penularan di masyarakat yang salah satunya dipicu menyebarnya varian baru Covid-19, khususnya varian Delta.
"Hingga saat ini tidak ada obat yang bisa menyembuhkan Covid-19 selain ikhtiar vaksinasi untuk menurunkan risiko munculnya gejala berat dan mencegah perburukan kondisi. Satu-satunya cara paling efektif adalah mencegahnya dengan penerapan protokol kesehatan yang baik pada seluruh masyarakat dan pelaksanaan 3T (testing, tracing, dan treatment) yang maksimal oleh pemerintah," tukasnya di Banjarmasin, Minggu (20/6/2021).
Rudi mengingatkan, masyarakat Kalimantan Selatan harus mewaspadai penyebaran Covid-19 varian Delta dari mobilitas masyarakat Pulau Jawa.
"Potensi varian Delta untuk menyebar sangat besar, karena tingginya mobilitas masyarakat dari Pulau Jawa ke Pulau Kalimantan termasuk Kalimantan Selatan," terangnya.
Menurut dia, kemunculan varian Delta tak bisa disepelekan, mengingat keganasannya dalam penularan lebih tinggi dari Virus Corona awal dari Wuhan China.
Varian Delta atau B.1.617.2 merupakan mutasi ganda dari Covid-19 varian India yaitu B.1.617. Varian ini lebih menular karena virus dapat menurunkan imunitas seseoarang.
Baca Juga
Dia mengutip penelitian Chang Liu dan kawan-kawan menunjukkan varian Delta dapat menurunkan imunitas pada orang yang telah divaksin, orang yang baru sembuh dan orang yang mendapatkan terapi plasma kovalesens.
Karena penurunan imunitas inilah yang menyebabkan orang yang terinfeksi varian Delta menunjukkan gejala lebih parah, sehingga perlu penanganan rumah sakit.