Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

CEO Pfizer Sebut Dunia Akan Kembali Normal pada Akhir 2022

Pfizer memprediksi pasokan vaksin Covid-19 global akan tercapai pada 2022, sehingga keadaan berangsur normal.
Seorang petugas medis memegang vaksin Covid-19 buatan Pfizer-BioNTech di Rumah Sakit Careggi, Florence, italia, Minggu (27/12/2020)./Antara-Reuters
Seorang petugas medis memegang vaksin Covid-19 buatan Pfizer-BioNTech di Rumah Sakit Careggi, Florence, italia, Minggu (27/12/2020)./Antara-Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - CEO Pfizer Albert Bourla memperkirakan bahwa kehidupan dapat kembali normal untuk negara-negara maju pada akhir tahun ini dan seluruh dunia pada penghujung 2022.

Pada akhir tahun depan, harus ada dosis vaksin Covid-19 yang cukup untuk menginokulasi populasi dunia.

“Saya pikir seluruh dunia akan memiliki volume [dosis vaksin] yang cukup pada akhir 2022 untuk memvaksinasi, untuk melindungi semua orang. Dan saya pikir pada akhir tahun ini, negara maju sudah berada dalam situasi ini," katanya, dilansir CNBC International, Kamis (17/6/2021).

Bourla mengatakan Pfizer dan BioNTech mencapai tonggak sejarah produksi 1 miliar dosis vaksin Covid minggu lalu. Kedua perusahaan berharap untuk memproduksi hingga 3 miliar dosis tahun ini.

Vaksin yang menjadi satu dari tiga yang diizinkan untuk digunakan di AS, telah memainkan peran utama dalam menurunkan jumlah infeksi baru dan rawat inap di seluruh negeri.

Ketika banyak negara bagian mulai mencabut pembatasan Covid mereka dan kembali normal, para pemimpin dari negara lain mendesak AS untuk menyumbangkan sisa suntikan.

Pfizer dan BioNTech sebelumnya berjanji untuk memberikan 2 miliar dosis vaksin ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Para produsen farmasi berencana untuk memberikan 500 juta dosis vaksin kepada pemerintah AS, cukup untuk menyuntik 250 juta orang. Sebagai bagian dari rencana itu, Amerika Serikat mengatakan akan mengalokasikan dosis vaksin ke 92 negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah.

AS telah berkomitmen untuk menyumbangkan 80 juta suntikan Covid dari empat produsen farmasi. Negara adidaya berencana untuk mengalokasikan sebagian besar vaksin melalui COVAX, program berbagi vaksin global yang didukung Organisasi Kesehatan Dunia.

Bourla mengatakan Pfizer memiliki kontrak dengan lebih dari 120 negara di seluruh dunia. Sebagian besar dosis vaksin sejauh ini masuk ke negara maju karena mereka memesan suntikan terlebih dahulu.

Dia mengharapkan lebih banyak vaksin untuk diekspor ke negara-negara miskin pada paruh kedua tahun ini karena negara-negara maju telah selesai memvaksinasi populasi mereka.

Perusahaan juga sedang mempersiapkan pembuatan booster shot. Dia mengatakan sebelumnya bahwa orang kemungkinan akan membutuhkan dosis booster dalam waktu 12 bulan setelah mendapatkan vaksinasi penuh dan kemungkinan dosis tambahan setiap tahun.

Bos Pfizer itu juga menggembar-gemborkan bahwa perusahaan sedang mengerjakan perawatan bagi mereka yang terinfeksi. Obat oral eksperimental untuk mengobati Covid-19 dapat tersedia pada akhir tahun ini.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper