Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hadapi Varian Baru Covid-19, Satgas Minta Prokes Tetap Dijalankan

Pencegahan yang terpenting adalah tetap disiplin melaksanakan protokol kesehatan.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito / www.covid19.go.id
Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito / www.covid19.go.id

Bisnis.com, JAKARTA – Varian Covid-19 baru, yakni Alpha, Beta, dan Delta sudah menyebar di Indonesia. Ketiganya disebut lebih menular, bahkan bisa menghindari sistem imun tubuh dan imun dari vaksinasi.

Menurut Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, pencegahan yang terpenting adalah tetap disiplin melaksanakan protokol kesehatan. 

Wiku menegaskan bahwa saat ini, apa pun varian virusnya masyarakat hanya perlu disiplin memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak, serta mengurangi mobilitas dan menghindari kerumunan. 

Dia juga mengatakan bahwa varian baru virus yang beredar, sesuai dengan hasil penelitian ilmiah yang didapatkan di seluruh dunia, semuanya berbahaya. Namun, jika menyoal penyebab lonjakan kasus di suatu negara, masih perlu penelitian lebih lanjut. 

“Kejadian di suatu negara juga harus diteliti apakah varian tertentu yang di satu negara berbahaya akan berbahaya juga di negara lain. Yang utama kita lakukan adalah protokol kesehatan. Dengan 3M, apapun variannya tidak akan meningkatkan penularan,” tegasnya pada konferensi pers, Kamis (17/6/2021). 

Berdasarkan data lembaga Eijkman, selain tiga varian asing yang masuk dalam varian yang perlu diwaspadai, ada pula varian B14662 yang ditemukan pada 47 persen total sampel whole genome sequencing (WGS) di Indonesia. Lembaga Eijkman mengatakan varian ini khas di Indonesia. 

Mengantisipasi hal ini, Wiku menjelaskan bahwa pemerintah akan terus melakukan WGS untuk menjadi dasar pengambilan kebijakan kesehatan yang tepat,  khususnya untuk mengontrol distribusi varian di Indonesia.

“Pemerintah berkomitmen melakukan pengecekan WGS di lab, dari sebelumnya 2 minggu jadi 1 minggu. Semakin cepat, diharapkan data yang didapat semakin aktual dan penanganan makin cepat,” imbuhnya.

Dia kembali menegaskan bahwa apapun jenis variannya, yang paling tepat adalah memperketat protokol kesehatan. 

“Tidak ada jalan lain, karena dengan itu kita bisa memutus rantai penularan secara efektif dan efisien,” kata Wiku. 

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan pada Kamis (6/17/2021), Indonesia mendapat tambahan 12.424 kasus. Jumlah ini menjadi yang tertinggi setelah terakhir mencapai lebih dari 14.000 kasus pada pertengahan Januari 2021. Dengan tambahan kasus tersebut, total kasus di Indonesua sudah mencapai 1.950.276 kasus. 

Adapun, angka kesembuhan hanya bertambah 7.350, sehingga totalnya sebanyak 1.771.220, dan kematian bertambah sampai 277 orang dengan total 53.753 orang meninggal. 

Sementara itu, kasus aktif juga sudah melonjak ke angka 125.303 orang. Padahal, pada akhir Mei laluangka kasus aktif Indonesia sempat mencapai kisaran 98.000. Kondisi saat itu cuup kondusif untuk ditangani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper