Bisnis.com, JAKARTA - Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) telah menangkap 3.823 preman dan pelaku pungutan liar (pungli) di enam provinsi di Indonesia.
Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Pol Ahmad Ramadhan mengemukakan bahwa preman dan pelaku pungli yang paling banyak ditangkap berasal dari Polda Jawa Tengah yaitu sebanyak 922 orang dengan rincian 449 preman dan 473.
"Dari 922 orang yang diamankan oleh Polda Jateng itu, 4 orang dilakukan sidik dan terhadap 912 orang dilakukan pembinaan," kata Ramadhan, Selasa (15/6/2021).
Kemudian, wilayah kedua tertinggi ialah Polda Jawa Barat yang menangkap 894 orang, dengan perincian 348 preman dan 546 orang pelaku pungli.
"Untuk Polda Jawa Barat, sebanyak 260 orang naik sidik. Sementara sisanya dilakukan pembinaan," ujarnya.
Selanjutnya, kata Ramadhan, Polda Sumatra Utara telah menangkap 696 orang preman dan pelaku pungli, dengan perincian 20 orang preman dan pelaku pungli ada sebanyak 676 orang.
"Polda Sumut, 82 orang naik sidik dan 668 orang dibina," jelasnya.
Kemudian, Polda Banten menangkap 643 orang dengan rincian 600 orang preman dan 43 orang pelaku pungli. Dari 643 orang yang diamankan itu, menurut Ramadhan, tidak ada satu pun yang naik sidik.
Selain itu, Polda Jawa Timur juga telah melakukan penangkapan terhadap 386 orang dengan perincian 210 orang preman dan 176 orang pelaku pungli.
"Untuk Polda Jatim, dari 386 orang itu, total ada 101 orang yang naik sidik dan 285 orang dilakukan pembinaan," tuturnya.
Terakhir, Polda Metro Jaya yang menangkap paling sedikit preman dan pelaku pungli dibandingkan dengan lima Polda lainnya.
Total jumlah preman dan pelaku pungli yang ditangkap hanya 282 orang dengan rincian 137 orang preman dan 145 orang pelaku pungli.
"Dari total 282 orang yang diamankan, 29 orang naik sidik dan 253 orang dilakukan pembinaan oleh Polda Metro Jaya," ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, Polri menggelar operasi untuk menangkap seluruh preman yang dinilai meresahkan rakyat, pedagang serta sopir truk dengan cara memeras dan melakukan pungutan liar (pungli).
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Polisi Argo Yuwono mengemukakan bahwa Asisten Operasional (Asop) Kapolri telah memberikan instruksi kepada semua anggota Polri untuk merespon keluhan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai banyak preman yang membuat masyarakat dan sopir truk resah di wilayah Tanjung Priok, Jakarta Utara.
"Asop Kapolri memberikan instruksi, memberikan arahan kepada seluruh jajaran di seluruh Indonesia untuk melakukan operasi terhadap premanisme," kata Argo dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat (11/6/2021).