Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyoroti adanya penyebaran varian Delta Covid-19 sehingga mendorongnya untuk menunda pembukaan lockdown.
Dilansir dari BBC pada Senin (14/6/2021), pemerintah Inggris akan memperpanjang masa lockdown hingga empat pekan ke depan. Rencananya, PM Johnson akan mengumumkannya pada konferensi pers nantinya.
Sebelumnya, sejumlah ilmuwan juga telah mendesak pemerintah untuk menunda pelonggaran lockdown agar lebih banyak orang divaksinasi dan menerima dosis kedua di tengah meningkatnya kasus varian Delta.
India Today melaporkan bahwa pemerintah Inggris akan terus mempelajari data sebelum mengumumkan keputusan resmi.
"Jelas bahwa varian India lebih mudah menular dan juga benar bahwa kasusnya meningkat, dan tingkat rawat inap juga meningkat," kata Johnson kepada Sky News.
"Sekarang kami tidak tahu pasti akan seperti apa dampaknya kepada kematian, tetapi itu jelas ini perkara serius, [menjadi] perhatian serius," lanjutnya.
Baca Juga
Times of India mengatakan bahwa varian Delta Covid-19 yang pertama kali muncur di India dikhawatirkan telah bermutasi menjadi versi yang lebih ganas yang disebut AY.1 atau Delta+.
Mutasi ini bahkan dilaporkan mampu melawan antibodi monoklonal yang rencananya akan dijadikan obat untuk virus.
Berdasarkan Kesehatan Publik Inggris, sebuah departemen di bidang kesehatan daan layanan sosial pemerintah menunjukkan terdapat 63 genom dari Delta (B.1.617.2) dengan mutasi baru K417N teridentifikasi dari data GISAID.
GISAID adalah inisiatif globat dan sebuah sumber primer yang mneyediakan data genom virus influenza dan virus Corona. Hingga 7 Juni, India telah melaporkan adanya enam kasus Delta+.