Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cegah Penyebaran Varian Delta dari India, Inggris akan Perpanjang Lockdown

Varian Delta Covid-19 yang pertama kali muncur di India dikhawatirkan telah bermutasi menjadi versi yang lebih ganas yang disebut AY.1 atau Delta+.
Suasana sepi di Tower Bridge di London, Inggris, Kamis (9/4/2020). Saat Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berada di unit perawatan kritis karena Covid-19, sejumlah pejabat menyusun rencana untuk memperpanjang masa lock down untuk mengendalikan krisis karena virus corona. Bloomberg/Simon Dawson
Suasana sepi di Tower Bridge di London, Inggris, Kamis (9/4/2020). Saat Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berada di unit perawatan kritis karena Covid-19, sejumlah pejabat menyusun rencana untuk memperpanjang masa lock down untuk mengendalikan krisis karena virus corona. Bloomberg/Simon Dawson

Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyoroti adanya penyebaran varian Delta Covid-19 sehingga mendorongnya untuk menunda pembukaan lockdown.

Dilansir dari BBC pada Senin (14/6/2021), pemerintah Inggris akan memperpanjang masa lockdown hingga empat pekan ke depan. Rencananya, PM Johnson akan mengumumkannya pada konferensi pers nantinya.

Sebelumnya, sejumlah ilmuwan juga telah mendesak pemerintah untuk menunda pelonggaran lockdown agar lebih banyak orang divaksinasi dan menerima dosis kedua di tengah meningkatnya kasus varian Delta.

India Today melaporkan bahwa pemerintah Inggris akan terus mempelajari data sebelum mengumumkan keputusan resmi.

"Jelas bahwa varian India lebih mudah menular dan juga benar bahwa kasusnya meningkat, dan tingkat rawat inap juga meningkat," kata Johnson kepada Sky News.

"Sekarang kami tidak tahu pasti akan seperti apa dampaknya kepada kematian, tetapi itu jelas ini perkara serius, [menjadi] perhatian serius," lanjutnya.

Times of India mengatakan bahwa varian Delta Covid-19 yang pertama kali muncur di India dikhawatirkan telah bermutasi menjadi versi yang lebih ganas yang disebut AY.1 atau Delta+.

Mutasi ini bahkan dilaporkan mampu melawan antibodi monoklonal yang rencananya akan dijadikan obat untuk virus.

Berdasarkan Kesehatan Publik Inggris, sebuah departemen di bidang kesehatan daan layanan sosial pemerintah menunjukkan terdapat 63 genom dari Delta (B.1.617.2) dengan mutasi baru K417N teridentifikasi dari data GISAID.

GISAID adalah inisiatif globat dan sebuah sumber primer yang mneyediakan data genom virus influenza dan virus Corona. Hingga 7 Juni, India telah melaporkan adanya enam kasus Delta+.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Sumber : BBC
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper