Bisnis.com, JAKARTA - Rencana negara-negara G7 mendonasikan vaksin Covid-19 sebanyak 1 miliar dosis mencapat tanggapan negatif.
Rencana tersebut dinilai memperlihatkan bahwa pemimpin negara barat belum berambisi melawan pandemi terburuk pada abad ini.
Dilansir dari Al Jazeera, Sabtu (12/6/2021), Sekjen PBB Antonio Guterres menyambut baik rencana G7, tetapi dia juga mengatakan kebutuhan vaksin untuk negara miskin masih lebih banyak.
Dia juga memperingatkan jika penyebaran di negara miskin tidak dapat dikendalikan, virus corona akan terus bermutasi dan menjadi resisten terhadap vaksin.
“Kami membutuhkan lebih dari itu. Kami butuh rencana vaksinasi global. Kita butuh bertindak dengan logika, dengan kesadaran terhadap kedaruratan, dan dengan prioritas perang ekonomi, dan kita masih jauh dari itu,” kata Guterres terkait rencana negara-negara G7.
Mantan Perdana Menteri Inggris Gordon Brown mengatakan janji G7 hanya memberikan “mangkuk untuk peminta-minta” daripada solusi yang sebenarnya.
“Ini adalah kegagalan besar jika kita tidak bisa menyelesaikan dalam satu atau dua minggu ke depan ... dengan rencana yang benar-benar bisa menyingkirkan dunia dari Covid di mana sekarang kita punya vaksin," kata Brown seperti dikutip Al Jazeera dari Reuters.
Berdasarkan data yang dikumpulkan Johns Hopkins University, sebanyak 2,2 miliar orang telah divaksinasi di seluruh dunia.
Badan amal Oxfam mengatakan jika setiap orang membutuhkan dua dosis vaksin dan mungkin ditambah suntikan penguat untuk mengatasi varian baru yang muncul, dunia akan membutuhkan 11 miliar dosis untuk mengakhiri pandemi.
Seperti diberitakan sebelumnya oleh Bloomberg, Amerika Serikat berencana membeli 500 juta dosis vaksin Pfizer Inc. sebelum berangkat ke pertemuan G7 di Cornwall, Inggris akhir pekan ini.
Pengiriman vaksin disepakati negara G7 hingga Desember 2022 sebagai langkah melawan pandemi.
Pada pertemuan puncak di Cornwall, Presiden dan Perdana Menteri akan berjanji untuk memberikan setidaknya 1 miliar dosis vaksin tambahan hingga tahun depan untuk membantu 80 persen populasi orang dewasa dunia.
Sementara itu, AS juga berencana membeli 200 juta dosis melalui kerangka COVAX, inisiatif vaksin dari WHO, dan sekitar 300 juta pada semester I/2022, kata seorang sumber. Vaksin ini ditargetkan untuk 92 negara berpendapatan rendah dan kawasan Afrika.
Adapun anggota G7 lainnya, Inggris rencananya akan mendonasikan 100 juta dosis vaksin pada tahun depan dan Kanada 100 juta dosis.