Bisnis.com, JAKARTA - Pendekatan Iran untuk kembali ke komitmen perjanjian nuklir tidak berubah meski ada indikasi Hassan Rouhani akan lengser dan digantikan oleh kelompok garis keras dalam pilpres bulan ini.
Dilansir dari Bloomberg pada Selasa (8/6/2021), diplomat Iran terus melobi untuk memulai kembali perjanjian nuklir yang sempat ditinggalkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan berupaya untuk meringankan sanksi. Seseorang dari pihak atom Iran mengatakan bahwa negosiasi Wina sedang dalam tahap penentuan.
Juru bicara pemerintah Iran Ali Rabiei mengatakan keputusan dibuat oleh Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei dan mendapat dukungan dari tingkat tertinggi penguasa Iran. Hal itu tidak akan dipengaruhi oleh lengsernya Rouhani, kata Rabiei.
Baca Juga
“Pihak lain dalam kesepakatan nuklir bisa percaya bahwa Iran tidak akan melanggar kewajibannya selama mereka mematuhi komitmen mereka. Kami sedang fokus untuk menyelesaikan pembicaraan. Saat ini, kami tidak ingin berspekulasi adanya kemungkinan yang lain,” katanya kepada wartawan.
Rencananya, Pilpres Iran akan dilaksanakan pada 18 Juni. Ebrahim Raisi yang berasal dari kelompok garis keras yang berseberangan dengan AS diprediksi akan menang.
Para diplomat menunda pembicaraan di Wina pekan lalu lantaran delegasi AS dan Iran mengatakan bahwa mereka harus membuat keputusan sulit yang dapat mengacaukan konstituen politik domestik. Para utusan diharapkan kembali ke ibu kota Austria minggu ini, di mana para pemimpin akan memutuskan langkah selanjutnya.