Bisnis.com, JAKARTA - Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Pandu Riono mengatakan. bahwa mudik telah menciptakan lonjakan klaster Covid-19 hampir di setiap kabupaten.
Berdasarkan data yang diungkap dalam akun Twitter @drpriono1, Senin (7/6/2021), klaster tertinggi berada di Jawa Barat dengan kasus positif sebesar 591 dari 1.212 yang di-swab.
Adapun tertinggi kedua berada di Jawa Tengah dengan jumlah 532 kasus positif Covid-19 dari 1.042 orang yang diswab. Data ini berasal dari data klaster mudik per 5 Juni 2021.
Saat menjelaskan data-data klaster mudik itu, Pandu juga menyebut akun Twitter Presiden Joko Widodo @jokowi.
“Mudik membawa bencana nasional, lonjakan kasus ada menyebar ke seluruh wilayah. Kasihan nakes harus bekerja lebih keras, apalagi cakupan vaksinasi lansia masih rendah. Pandemi semakin sulit, sulit sekali diatasi, terutama dengan penyebaran varian baru,” tulisnya pada Senin (7/6/2021).
Adapun dari data per kota/kabupaten, Bogor menjadi kota tertinggi yang mencatatkan kasus hingga 166 dari 278 orang yang yang dites. Adapun di Jawa Tengah yang tertinggi adalah Tegal mencapai 99 kasus positif Covid-19 dari 218 orang yang dites saat mudik.
Baca Juga
Provinsi Banten mencatatkan Tangerang menjadi kota/kabupaten tertinggi dengan kasus positif sebesar 54 orang dari 70 orang yang di-swab. Sementara itu, Ngawi menjadi kota/kabupaten di Jawa Timur yang mencatatkan kasus Covid-19 tertinggi saat mudik sebesar empat orang dari 10 orang yang dites.
Dalam konferensi pers pada Jumat (4/6/2021), Juru bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan adanya kenaikan kasus Covid-19 mingguan sebesar 15,1 persen setelah dua pekan libur Idulfitri.
Mudik membawa bencana nasional, lonjakan kasus ada menyebar ke seluruh wilayah. Kasihan Nakes harus bekerja lebih keras, apalagi cakupan vaksinasi lansia masih rendah. Pandemi semakin sulit, sulit sekali diatasi, terutama dengan penyebaran Varian Baru. @jokowi pic.twitter.com/vKGVFfdLkv
— Juru Wabah (@drpriono1) June 6, 2021
Namun, angka tersebut masih lebih rendah dari pekan pertama yang naik cukup tinggi hingga 36,8 persen. Menurut Wiku, kenaikan ini sudah dapat mengklaim bahwa adanya dampak dari libur Idulfitri.
Kenaikan kasus positif pekan ini dikontribusi oleh lima provinsi dengan kasus tertinggi yakni Jateng (1.181), Riau (1.550), Kepulauan Riau (771), Aceh (692), DKI Jakarta (523)
Adapun tingkat kematian menurun 15,1 persen setelah pekan lalu naik. Menurutnya, hal ini perkembangan yang sangat baik di tengah kenaikan kasus positif.