Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Anggaran Kemenhan Dinilai Sulit Dongkrak Kapabilitas Sistem Pertahanan

Kekuatan militer suatu negara harus ditopang dengan kekuatan industri pertahanan atau ada produksi alat pertahanan yang kuat.
Ket foto: Diskusi  bertajuk Reformasi Sistem Pertahanan Nasional dan Urgensi  modernisasi Alutsista TNI yang dilaksanakan DPP Partai  Gelora Indonesia (Gelora), Rabu (2/6). Turut jadi narasumber pada diskusi itu Sekjen Partai Gelora Mahfuz Sidik (kiri), pengamat pertahanan Connie Rahakundini Bakrie (tengah) serta mantan Pangdam Bukit Barisan Mayjend (Purn) Tri Tantomo di Media Center Partai Gelora./John Andhi Oktaveri
Ket foto: Diskusi bertajuk Reformasi Sistem Pertahanan Nasional dan Urgensi modernisasi Alutsista TNI yang dilaksanakan DPP Partai Gelora Indonesia (Gelora), Rabu (2/6). Turut jadi narasumber pada diskusi itu Sekjen Partai Gelora Mahfuz Sidik (kiri), pengamat pertahanan Connie Rahakundini Bakrie (tengah) serta mantan Pangdam Bukit Barisan Mayjend (Purn) Tri Tantomo di Media Center Partai Gelora./John Andhi Oktaveri

Bisnis.com, JAKARTA— Politisi Partai Gelora Mahfuz Sidik mengatakan bahwa anggaran pada Rencana Strategis (Renstra) pertahanan Indonesia mencapai, Rp1.760 trilun untuk periode 2020-2044 yang dipercepat ke 2024 masih sulit untuk mendongkrak kapabilitas sistem pertahanan Indonesia ke depan karena berbagai kelemahan.

Demikian diungkapkan dalam diskusi  bertajuk “Reformasi Sistem Pertahanan Nasional dan Urgensi  Modernisasi Alutsista TNI” yang dilaksanakan DPP Partai Gelora Indonesia (Gelora), Rabu (2/6/2021). Turut jadi narasumber pada diskusi itu Sekjen Partai Gelora Mahfuz Sidik, pengamat pertahanan Connie Rahakundini Bakrie serta mantan Pangdam Bukit Barisan Mayjen TNI Tri Tantomo di Media Center Partai Gelora.

Mahfuz Sidik mengatakan bahwa besaran angka anggaran pertahanan itu masih kecil atau hanya 1,5 persen dari produk domestik  bruto (PDB) Indonesia. Karena itu mantan Ketua Komisi I DPR itu pesimistis Inonesia akan mampu menaikkan peringkatnya sebagai negara dengan kekuatan sistem pertahanan 16 besar dunia.

Selain masalah minimnya anggaran, Mahfuz juga menyoroti lemahnya industri pertahanan. Menurutnya, kekuatan militer suatu negara harus ditopang dengan kekuatan industri pertahanan atau ada produksi alat pertahanan yang kuat. 

“Artinya, belanja pertahanan juga dibelanjakan di dalam negeri dengan adanya produksi pertahanan seperti negara  maju.  AS dan Prancis yang berada di lima besar kekuatan pertahanan dunia, misalnya, karena memproduksi alat  pertahanan sebagaimana juga sengan India dan China.

Sementara itu, pengamat pertahanan Connie Rahakundini Bakrie mengaku kaget karena angka ya g ada dalam perencanaan pertahanan terkesan terlalu besar namun tanpa kejelasan.

"Yang sudah di-clear-kan dan dijelaskan Menteri Bappenas pada saya adalah dana sebesar USD 20 miliar. Selisih 104 miliar itu harus dijelaskan Kementerian Pertahanan," kata Connie.

Connie mengatakan dalam dokumen yang dia baca, dana itu merupakan Renstra 2020--2020--2024 dan harus habis di 2024. Dana itu disebutkan  akan berasal dari pinjaman luar negeri yang bunganya baru selesai di 2024. 

Connie mengatakan kebijakan strategi ada di sana termasuk Alutsista. Kaena itu Connie mempertanyakan dari mana angka itu muncul.

"Pertanyaan saya anggaran pertahanan sebesar ini, dalam tiga tahun kita mau beli apa?" kata Connie.

Yang juga aneh, kata Connie, Asisten Perencanaan dan Anggaran (Asrena) di tiga Matra TNI juga tak tahu menahu soal ini. "Jadi pertanyaan sederhana, angka sebesar ini mau keluar buat beli apa dan kenapa mesti habis di 2024?," kata Connie.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper