Bisnis.com, JAKARTA - Tokyo Electric Power Company (TEPCO) selaku operator dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi yang rusak tengah mengkaji rencana detail pembuangan air yang telah diolah yang disimpan di PLTN itu ke laut.
Bulan lalu pemerintah Jepang memutuskan untuk mulai pembuangan itu dalam sekitar dua tahun. Air tersebut akan diencerkan guna menurunkan konsentrasi zat-zat radioaktif seperti tritium, menjadi tingkat di bawah batasan regulasi nasional.
TEPCO sejak saat itu mengkaji lokasi detail untuk membuang air yang telah diolah itu dan cara memantaunya.
Mengutip NHK pada Minggu (16/5/2021), perusahaan tersebut mengatakan bahwa untuk pembuangan pihaknya mempertimbangkan dua opsi utama yaitu dari saluran-saluran dekat pesisir di reaktor No.5 dan No.6 PLTN Fukushima Daiichi, atau di lepas pantai dengan membuat sebuah saluran pipa bawah laut.
Pembuangan di lepas pantai dikatakan telah dilakukan di fasilitas terkait nuklir lainnya untuk air yang mengandung tritium.
Di PLTN Fukushima Daiichi, TEPCO selama ini membuang air bawah tanah yang mengandung tritium yang diambil dari sekitar gedung-gedung reaktor melalui saluran-saluran dekat pesisir ke laut. Pembuangan itu dilakukan setelah memastikan tingkat tritium berada di bawah batas yang ditentukan.
Baca Juga
TEPCO mengatakan akan membuat keputusan dengan meminta pendapat pejabat setempat dan orang-orang di industri perikanan sebelum mengajukan persetujuan dari Otoritas Regulasi Nuklir.
Seperti diketahui, Jepang akan melepaskan lebih dari satu juta meter kubik air radioaktif yang diolah dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi yang rusak ke Samudera Pasifik.
Menurut Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI), pelepasan terkontrol itu baru akan terjadi sekitar dua tahun ke depan karena TEPCO sedang mempersiapkan prosesnya. Air akan diencerkan sebelum dilepaskan, dan pemerintah akan memperkuat upaya untuk memantau radioaktivitas.
Keputusan tersebut mengakhiri perdebatan bertahun-tahun tentang cara membuang air yang cukup untuk mengisi lebih dari 500 kolam renang ukuran Olimpiade. Air itu telah bocor ke pembangkit listrik yang mengalami kerusakan inti setelah gempa bumi dan tsunami pada 2011.
Air radioaktif itu dipompa keluar dari fasilitas, diolah, dan kemudian disimpan di salah satu dari sekitar 1.000 tangki di lokasi tersebut. Pemrosesan menghilangkan sebagian besar elemen radioaktif kecuali tritium. Tangki penyimpanan air di situs tersebut diperkirakan akan penuh pada pertengahan 2022.