Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Timbun 62 Juta Dosis Vaksin Moderna & Pfizer

Para pengamat kesehatan mendorong agar vaksin yang menumpuk di gudang negara kaya diberikan ke wilayah tempat wabah berkecamuk.
Vaksin Pfizer./Istimewa.
Vaksin Pfizer./Istimewa.

Bisnis.com, JAKARTA - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), di seluruh AS, tercatat menimbun 27 juta dosis Moderna Inc. dan 35 juta dari Pfizer Inc. serta BioNTech SE. 

Besarnya surplus vaksin di Amerika Serikat ini mendorong sejumlah ahli mendesak pemerintah melakukan langkah taktis dengan mengirimkan ke negara-negara seperti India, tempat wabah masih berkecamuk.

"Anda melihat pasokan melebihi permintaan di sini [Amerika Serikat] dan Anda hanya tahu ada dosis berlebih [padahal di luar negeri wabah mengganas], '' kata Monica Gandhi, seorang dokter dan profesor kedokteran di University of California, San Francisco, dilansir Bloomberg, Minggu (16/5/2021).

Amerika Serikat diketahui menjadi negara yang memimpin dunia dalam membeli vaksin jenis messenger RNA yang terbukti paling efektif melawan Covid-19. Kini negara tercatat paling banyak menimbun pasokan vaksin yang tidak digunakan.

Saat bersamaan, pamor China semakin naik. Negara tempat wabah pertamakali diketahui itu terus mengekspor vaksin ke banyak negara dibandingkan negara produsen lainnya. Kondisi ini membuat China memperkuat pengaruhnya dalam percaturan global.

Meski mendorong ekspor, tidak mudah mewujudkan permintaan ini. Catatan menunjukkan, tumpukan dosis vaksin di AS yang tidak terpakai itu tersebar di puluhan ribu lokasi seperti fasilitas negara bagian, apotek lokal, lokasi vaksinasi, dan lokasi lainnya. Mengumpulkan dan mengirim mereka ke luar negeri bukan upaya mudah.

Adapun Pfizer sudah mengirimkan sejumlah dosis yang diproduksi di AS ke luar negeri. Meski demikian jutaan dosis lainnya yang tidak terpakai dari Johnson & Johnson serta AstraZeneca Plc memiliki ruang untuk dikirimkan dalam beberapa minggu atau bulan mendatang jika  AS berani mengambil pilihan itu.

Andy Slavitt, penasihat senior Tim Respon Covid Gedung Putih mengatakan AS akan terus fokus pada tujuan memvaksinasi 70 persen orang dewasa sebelum 4 Juli 2021 ini.

Sejumlah kebijakan diluncurkan agar orang dewasa bersedia divaksin. Kebijakan itu seperti membebaskan warga yang telah divaksinasi dari pemakaian masker.

Vaksin mRNA dua dosis memiliki tingkat kemanjuran tertinggi dari yang diizinkan untuk digunakan di seluruh dunia. Namun, vaksin jenis itu merupakan yang paling menantang untuk disimpan dan dikirim. Jenis vaksin ini dibeli terutama oleh negara-negara kaya.

Adapun saat ini, vaksin Pfizer telah diizinkan untuk anak berusia 12 hingga 15 tahun. Vaksin ini mungkin akan segera diizinkan bahkan untuk anak-anak yang lebih kecil, yang berisiko relatif rendah dari Covid.

“Jika AS benar-benar tertarik untuk mengambil pendekatan etis untuk vaksinasi, kita akan memvaksinasi orang yang paling rentan di mana pun mereka tinggal, tetapi itu bukan realitas politik,” kata Richard Besser, seorang dokter anak dan mantan direktur pelaksana CDC.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper