Bisnis.com, JAKARTA - PM Italia Mario Draghi mengesampingkan gajinya sebagai perdana menteri dalam rangka mempertahankan dukungan koalisi politik.
Berdasarkan berkas yang ditayangkan lewat laman resmi pemerintah Italia yang dikutip Bloomberg pada Kamis (13/5/2021), mantan gubernur bank sentral Eropa (ECB) itu tidak akan menerima gaji selama menjabat sebagai perdana menteri.
Perdana menteri di Italia biasanya diberi gaji senilai 115.000 euro atau sekitar US$140.000 saat Giuseppe Conte menjabat sebelum Draghi. Kala itu, Conte hanya mengambil 80 persen dari anggaran gaji tersebut.
Bloomberg melaporkan bahwa Draghi ingin mengisi kabinetnya dengan campuran teknokrat dan politisi setelah dia diminta mengambil alih kepemimpinan Conte pada Februari.
Sejak menjabat, Draghi terpantau mengupayakan program belanja yang agresif untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi Italia yang tertekan akibat Covid-19. Italia telah menjadi negara dengan kasus Covid-19 terparah pada tahun lalu dan merupakan salah satu negara yang memberlakukan lockdown.
Walaupun Draghi sempat menolak pengiriman vaksin AstraZeneca yang dijadwalkan ke Australia, di dalam negeri dia langsung menghubungi para pimpinan partai koalisi untuk prospek kembali membuka perekonomian.
Partai pendukung Draghi yaitu Democratic Party dan Five Star Movement sebelumnya tidak terlalu senang dengan keputusan membuka kembali perekonomian itu dan meminta pendekatan yang lebih hati-hati.
Para populis yang berada di dalam maupun di luar tubuh pemerintahan Italia pun banyak yang menyindir gaji tinggi pejabat pemerintah. Keputusan Draghi untuk tidak menerima upah pun bisa memberikan posisi politik yang aman dalam mengeksekusi stragtegi ekonominya.