Bisnis.com, JAKARTA – Sedikitnya 178 orang pengunjuk rasa Palestina dan enam petugas polisi terluka dalam bentrokan di kompleks Masjid Al-Aqsa dan sekitar Yerusalem Timur, Jumat malam (7/5/2021) waktu setempat.
Dilansir dari Aljazeera, layanan ambulans Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan 88 orang Palestina yang terluka dibawa ke rumah sakit setelah terkena peluru karet.
Sebelumnya pada hari itu, puluhan ribu jemaah Palestina memadati Masjid Al-Aqsa pada Jumat terakhir bulan Ramadan. Banyak di antaranya tetap bertahan di masjid untuk memprotes pendudukan Israel dan klaim pemukim Yahudi di wilayah Palestina.
Selama sepekan terakhir, warga Sheikh Jarrah serta aktivis solidaritas Palestina dan internasional terus berkumpul mendukung warga Palestina yang terancam mengalami pengusiran paksa akibat pendudukan tersebut.
Polisi perbatasan dan pasukan Israel berupaya membubarkan aksi menggunakan meriam air, gas air mata, peluru karet, dan granat kejut selama beberapa hari terakhir. Puluhan warga Palestina telah ditangkap karena aksi ini.
Beberapa jam setelah bentrokan pertama kali terjadi, bala bantuan besar dari pasukan polisi Israel terus mengalir ke kompleks Masjid Al-Aqsa.
Baca Juga
Aktivis Palestina melaporkan bahwa pasukan Israel terus menargetkan jamaah di kompleks itu ketika sejumlah besar warga Palestina melakukan sholat di dalam masjid.
Memohon ketenangan di kompleks tersebut melalui pengeras suara masjid, pimpinan Masjid Al-Aqsa Sheikh Omar al-Kiswani meminta polisi Israel untuk menghentikan serangan mereka dan mundur dari halaman masjid.
"Polisi harus segera berhenti menembakkan granat kejut ke arah jamaah, dan pemuda harus tenang dan diam!" ujar al-Kiswani, seperti dikutip Aljazeera.
Kepala biro politik Hamas Ismail Haniya memperingatkan konsekuensi atas agresi di Masjid Al-Aqsa oleh polisi Israel tersebut.
Dikutip dari media Palestina, Haniya dilaporkan menghubungi sejumlah pejabat di wilayah tersebut dan meminta dukungan untuk menghadapi serangan terhadap jamaah Palestina di Al-Aqsa.
Mahmoud al-Zahhar, anggota lain dari biro politik Hamas, mengutuk para pemimpin Arab karena tetap diam saat mereka menyaksikan serangan terhadap Masjid Al-Aqsa.
Dia mengatakan satu-satunya solusi untuk situasi di Yerusalem adalah melalui "perlawanan bersenjata".
Sementara itu, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menyerukan warga Palestina untuk melanjutkan perlawanan di wilayahnya dan mendesak negara-negara Islam untuk mendukung upaya tersebut.
"Gerakan turun menurun dari rezim Zionis telah dimulai dan tidak akan berhenti," kata Khamenei saat Iran memeringati hari al-Quds.