Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Barack Obama Minta Negara-Negara Tetangga Myanmar Bertindak

Mantan Presiden Amerika Barack Obama menilai jika situasi tak segera ditangani, maka bisa berujung ketidakstabilan regional.
rnSeorang biarawati Suster Ann Rose Nu Tawng (kedua kanan) berlutut di depan aparat kepolisian untuk memohon agar menahan diri dari kekerasan terhadap anak-anak dan penduduk di tengah unjuk rasa anti kudeta militer di Myitkyina, Myanmar, Senin (8/3/2021) seperti terlihat di dalam foto yang diambil dari potongan video./Antara-Reutersrn
rnSeorang biarawati Suster Ann Rose Nu Tawng (kedua kanan) berlutut di depan aparat kepolisian untuk memohon agar menahan diri dari kekerasan terhadap anak-anak dan penduduk di tengah unjuk rasa anti kudeta militer di Myitkyina, Myanmar, Senin (8/3/2021) seperti terlihat di dalam foto yang diambil dari potongan video./Antara-Reutersrn

Bisnis.com, JAKARTA - Mantan Presiden Amerika Barack Obama meminta negara-negara tetangga Myanmar untuk segera mengambil tindakan untuk mengatasi krisis di negara tersebut.

Menurutnya, jika situasi tak segera ditangani, maka bisa berujung ketidakstabilan regional, krisis kemanusiaan, dan juga potensi Myanmar menjadi negara gagal.

Obama juga menyemangati warga lokal yang berjuang di Myanmar aga solid dan berjuang bersama. Dia pun menyarankan mereka untuk menjalani kerja sama antar-kelompok etnis dan agama.

"Ini adalah masa-masa gelap, namun saya tergerak oleh kesatuan, keteguhan, dan komitmen demokratis yang ditunjukkan berbagai warga Myanmar untuk mendapatkan pemimpin yang menghormati rakyatnya," ujar Obama, seperti dilansir Tempo.co, Selasa (27/4/2021).

Obama juga menilai perlunya ada sanksi untuk jenderal-jenderal Militer Myanmar yang telah menghancurkan demokrasi dan menimbulkan korban jiwa rakyat sipil.

Obama, yang sempat memperjuangkan transisi demokrasi di Myanmar, gusar dengan krisis dan kekerasan yang terjadi negeri seribu pagoda itu. Apalagi, kata dia, ratusan warga menjadi korban demi memantapkan kekuasan militer di sana.

Obama menegaskan, dirinya mendukung langkah yang diambil administrasi penerusnya dan negara-negara tetangga untuk mengakhiri krisis Myanmar. Salah satunya perihal sanksi. Menurutnya, memang harus ada sanksi untuk jenderal-jenderal Militer Myanmar.

"Upaya ilegal dan brutal Militer Myanmar untuk menghancurkan kemerdekaan di sana tidak akan pernah diterima oleh warganya serta dunia," ujarnya.

Di Myanmar, situasi belum menunjukkan tanda membaik. Warga masih berdemonstrasi dan berhadapan dengan penembakan maupun penangkapan yang dilakukan Militer Myanmar. Selain itu, junta Myanmar juga belum menindaklanjuti lima poin konsensus yang disepakati dalam KTT Asean pekan lalu.

Hingga berita ini ditulis, menurut data dari Asosiasi Bantuan Hukum untuk Tahanan Politik, total ada 750 orang yang meninggal sejak 1 Februari lalu.  Sementara itu, untuk jumlah tahanan politik di Myanmar, sudah menyentuh angka 3000 lebih.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Tempo/Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper