Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Swift Rescue Malaysia & Singapura Tiba di Bali, Begini Kemampuannya Cari Nanggala-402

MV Swift Rescue milik Singapura tiba di lokasi hilangnya KRI Nanggala-402 kemarin, Sabtu (24/4/2021) setelah bertolak dari pangkalannya di Singapura, pada Rabu (21/4/2021) sore.
Angkatan Laut Singapura mengerahkan kapal MV Swift Rescue sebagai respons atas seruan Indonesia untuk penyelamatan Kapal Selam KRI Nanggala-402 dan 53 awaknya/Facebook-Ng Eng Hen
Angkatan Laut Singapura mengerahkan kapal MV Swift Rescue sebagai respons atas seruan Indonesia untuk penyelamatan Kapal Selam KRI Nanggala-402 dan 53 awaknya/Facebook-Ng Eng Hen

Bisnis.com, JAKARTA - Kapal swift rescue milik dua negara sahabat yakni Malaysia dan Singapura akhirnya telah tiba di perairan utara Bali untuk membantu pencarian kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang kontak sejak Rabu (22/4/2021).

MV Mega Bakti baru saja sampai di lokasi setelah mulai berangkat sejak Rabu lalu. Melalui akun Twitter, @RMN_Subs, Minggu (25/4/2021) pukul 10.57 WIB, MV Mega Bakti dikabarkan tiba lebih awal yakni sekitar 3 jam 45 menit dari yang dijadwalkan.

MV Mega Bakti kemudian akan melaksanakan operasi SAR atau pencarian dan penyelamatan KRI Nanggala-402 dengan berkoordinasi dengan TNI Angkatan Laut.

Sementara itu, MV Swift Rescue milik Singapura tiba di lokasi kemarin, Sabtu (24/4/2021). Kapal khusus misi pendukung dan penyelamatan kapal selam tersebut bertolak dari pangkalannya di Tanah Merah, Singapura, pada Rabu (21/4/2021) sore.

Di lokasi, kapal ini akan bergabung dengan KRI Rigel dari Dishidros Jakarta dan KRI Rengat dari Satuan Ranjau yang berusaha mencari menggunakan side scan sonar. Berikut ini informasi dan keunggulan dari kapal swift rescue:

MV Swift Rescue dilengkapi kemampuan Submarine Escape and Rescue (SMER). Kapal yang dibuat dan dioperasikan ST Marine, anak perusahaan Singapore Technologies Engineering, dengan nilai kontrak US$400 juta atau setara Rp5,8 triliun ini mencakup di dalamnya sebuah Submarine Rescue Vehicle (SRV) bernama Deep Search and Rescue Six (DSAR 6).

MV Swift Rescue dilengkapi kemampuan Submarine Escape and Rescue (SMER). Kapal yang dibuat dan dioperasikan ST Marine, anak perusahaan Singapore Technologies Engineering, dengan nilai kontrak US$400 juta atau setara Rp5,8 triliun ini mencakup di dalamnya sebuah Submarine Rescue Vehicle (SRV) bernama Deep Search and Rescue Six (DSAR 6).

Pengoperasian DSAR 6 terintegrasi dengan Submarine Support and Rescue Vessel (SSRV). Merekalah yang nantinya akan dikirim menyelam di lokasi Kapal Selam Nanggala-402 dilaporkan hilang kontak dengan dukungan sebuah wahana robot yang dikendalikan dari jauh alias Remotely Operated Vehicle (ROV).

ROV ini yang akan berperan membantu para kru menemukan dan melihat lokasi pasti kapal selam yang dicari. ROV juga akan membersihkan puing yang ada di sekitar lokasi untuk operasi penyelamatan oleh DSAR 6.

Dalam misi penyelamatan awak kapal selam, DSAR 6 dikendalikan oleh dua kru sebagai operatornya. Mampu menyelam hingga kedalaman 500 meter, wahana sepanjang 9,6 meter ini bisa mengakomodasi sampai maksimal 17 orang. Peluncuran dan penarikannya kembali ke permukaan dilakukan Launch and Recovery System yang ada di dek utama MV Swift Rescue.

Sedang ruangan Transfer under Pressure terinstal di SSRV yang dapat menampung sampai maksimum 40 orang. Di sini tersedia fasilitas kesehatan dan memungkinkan transfer para korban dari DSAR 6 ke MV Swift Rescue di permukaan. SSRV milik MV Swift Rescue disebutkan mampu diturunkan meski laut memiliki gelombang setinggi 4 meter atau Sea State 5.

Di permukaan laut pula, sebuah crane yang ada di dek kapal serta dua sekoci berkapasitas masing-masing 50 orang dan sebuah perahu cepat juga siap sedia pada gilirannya. Seluruh sistem operasi di kapal dan di bawah laut dipantau dan dilacak oleh Integrated Navigation & Tracking System.

Seperti diketahui, status pencarian kapal selam KRI Nanggala-402 telah dinaikkan dari fase submiss atau hilang menjadi subsunk atau tenggelam pada Sabtu (24/4/2021).

Kepala Staf Angkatan Darat Laksamana Yudo Margono mengatakan status tersebut berubah setelah petugas menemukan sejumlah bukti autentik terkait barang yang ditemukan di lokasi hilangnya kapal.

"Dengan adanya bukti-bukti autentik yang ini diyakini adalah milik KRI Nanggala-402 sehingga pada saat ini kita isyaratkan submiss kita tingkatkan ke fase subsunk," katanya, Sabtu (24/4/2021).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper