Bisnis.com, JAKARTA - Angkatan Laut Singapura telah menggerakkan kapal MV Swift Rescue sebagai respons atas seruan Indonesia untuk penyelamatan Kapal Selam KRI Nanggala-402 dan 53 awaknya.
Kapal khusus misi pendukung dan penyelamatan kapal selam tersebut telah bertolak dari pangkalannya di Tanah Merah, Singapura, menuju perairan Bali kemarin, Rabu (21/4/2021) sore.
MV Swift Rescue dilengkapi kemampuan Submarine Escape and Rescue (SMER). Kapal yang dibuat dan dioperasikan ST Marine, anak perusahaan Singapore Technologies Engineering, dengan nilai kontrak US$400 juta atau setara Rp5,8 triliun ini mencakup di dalamnya sebuah Submarine Rescue Vehicle (SRV) bernama Deep Search and Rescue Six (DSAR 6).
Pengoperasian DSAR 6 terintegrasi dengan Submarine Support and Rescue Vessel (SSRV). Merekalah yang nantinya akan dikirim menyelam di lokasi Kapal Selam Nanggala-402 dilaporkan hilang kontak dengan dukungan sebuah wahana robot yang dikendalikan dari jauh alias Remotely Operated Vehicle (ROV).
ROV ini yang akan berperan membantu para kru menemukan dan melihat lokasi pasti kapal selam yang dicari. ROV juga akan membersihkan puing yang ada di sekitar lokasi untuk operasi penyelamatan oleh DSAR 6.
Dalam misi penyelamatan awak kapal selam, DSAR 6 dikendalikan oleh dua kru sebagai operatornya. Mampu menyelam hingga kedalaman 500 meter, wahana sepanjang 9,6 meter ini bisa mengakomodasi sampai maksimal 17 orang. Peluncuran dan penarikannya kembali ke permukaan dilakukan Launch and Recovery System yang ada di dek utama MV Swift Rescue.
Baca Juga
Sedang ruangan Transfer under Pressure terinstal di SSRV yang dapat menampung sampai maksimum 40 orang. Di sini tersedia fasilitas kesehatan dan memungkinkan transfer para korban dari DSAR 6 ke MV Swift Rescue di permukaan. SSRV milik MV Swift Rescue disebutkan mampu diturunkan meski laut memiliki gelombang setinggi 4 meter atau Sea State 5.
Di permukaan laut pula, sebuah crane yang ada di dek kapal serta dua sekoci berkapasitas masing-masing 50 orang dan sebuah perahu cepat juga siap sedia pada gilirannya. Seluruh sistem operasi di kapal dan di bawah laut dipantau dan dilacak oleh Integrated Navigation & Tracking System.
Per artikel ini dibuat, MV Swift Rescue terpantau telah berlayar sekitar sembilan jam dengan kecepatan lebih dari 12 knot. Perkiraan sampai di perairan Bali sekitar tiga hari per Rabu sore. Di lokasi, kapal ini akan bergabung dengan KRI Rigel dari Dishidros Jakarta dan KRI Rengat dari Satuan Ranjau yang berusaha mencari menggunakan side scan sonar.
Sebelumnya, KRI Nanggala yang akan melaksanakan penembakan Torpedo SUT meminta izin menyelam pada Rabu pukul 03.00 WIB. Setelah diberikan izin menyelam sesuai prosedur, kapal hilang kontak dan tidak bisa dihubungi. Pada 07.00 WIB melalui pengamatan udara dengan helikopter, ditemukan tumpahan minyak di sekitar posisi awal menyelam.
Dalam latihan tersebut Kapal Selam KRI Nanggala-042 membawa 53 awak, dengan rincian 49 ABK, 1 komandan kapal, dan 3 orang Arsenal.