Bisnis.com, JAKARTA - Ratusan orang India termasuk pegawai pemerintah di New Delhi memohon bantuan untuk menemukan oksigen dan pasokan medis penting lainnya melalui media sosial setelah serangan gelombang kedua membuat kasus Covid-19 harian meningkat hampir 300.000 orang.
Pasokan oksigen yang kurang di rumah sakit India bagian barat tersebut telah menewaskan lebih dari 20 pasien Covid-19. Angka itu turut membuat rekor angka kematian per hari tertinggi di negara bagian tersebut.
Perdana Menteri India, Narendra Modi, yang mendapat kritik keras karena terus mengadakan kampanye pemilihan umum sepanjang pekan lalu, mengatakan virus itu menyerang negara tersebut 'seperti badai'. Rumah sakit kewalahan dan banyak pekerja migran meninggalkan kota dan orang-orang beralih ke media sosial untuk mendapatkan bantuan medis, tempat tidur rumah sakit, dan obat-obatan.
Peningkatan pesat kasus, termasuk rekor 295.000 pada hari Selasa, mendekati jumlah terbesar yang tercatat dalam satu hari sejak pandemi muncul. Akibatnya, persediaan tempat tidur di unit perawatan intensif, ventilator dan oksigen tidak mencukupi.
Ada kejutan di ibu kota, Delhi pada Selasa malam ketika pejabat kota memperingatkan di Twitter bahwa pasokan oksigen di rumah sakit kota akan habis dalam waktu delapan jam di rumah sakit umum, sedangkan di fasilitas kesehatan swasta lebih cepat lagi.
Setidaknya 22 pasien meninggal di sebuah rumah sakit di barat India kemarin setelah kebocoran mengganggu pasokan oksigennya, kata menteri kesehatan negara bagian Maharashtra seperti dikutip TheGardian.com, Kamis (22/4/2021). Sebuah insiden terjadi di kota Nashik, salah satu daerah terparah di India, ketika tangki gas bocor.
Baca Juga
“Pasien yang menggunakan ventilator di rumah sakit di Nashik telah meninggal,” katanya dalam sambutan yang disiarkan televisi.
Kebocoran itu terlihat di tangki yang menyuplai oksigen ke pasien Covid-19. Pasokan oksigen yang terputus menjadi penyebab kematian pasien di rumah sakit.