Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Nadiem Disorot di Tengah Isu Reshuffle, Ini Kata PSI

PSI menyampaikan pembelaan terhadap Mendikbud Nadiem Makarim yang belakangan mendapatkan kritik dari sejumlah pihak di tengah isu reshuffle kabinet.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR RI, Rabu (10/3/2021)./Twitter @Kemdikbud_RI
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR RI, Rabu (10/3/2021)./Twitter @Kemdikbud_RI

Bisnis.com, JAKARTA - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyampaikan pembelaan terhadap Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim yang belakangan mendapatkan kritik dari sejumlah pihak di tengah isu reshuffle kabinet Presiden Joko Widodo - Ma'ruf Amin.

Kritikan yang muncul baru-baru ini kepada Mas Menteri Nadiem - sebutan akrab Mendikbud Nadiem Makarim - yakni hilangnya nama pendiri Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asy'ari di Kamus Sejarah Indonesia.

Ketua DPP PSI Tsamara Amany Alatas meminta serangan kepada Nadiem Makarim tersebut untuk dihentikan dan kritikan yang disampaikan diharapkan lebih bersifat membangun atau konstruktif dan bukan fitnah.

Pasalnya, berdasarkan sejumlah fakta yang ditemukannya, seperti terkait isu buku Kamus Sejarah, serangan itu tidak tepat diarahkan kepada Nadiem.

"Pertama, fakta menunjukkan buku Kamus Sejarah itu dibuat pada 2017 ketika Mendikbudnya Muhadjir Effendi, bukan Nadiem Makarim. Kedua, sesuai dengan keterangan resmi Kemendikbud, Kamus Sejarah itu masih berupa draft dan oleh karena itu belum dipublikasikan," ujarnya seperti dikutip Rabu (21/4/2021).

Menurutnya, Menteri Nadiem Makarim tentu saja tidak sempurna, sehingga perlu untuk tetap dikritik.

"Tapi kritiklah dengan substansi yang kuat untuk perbaikan dunia pendidikan kita, bukan kritik yang menjurus kepada fitnah," ucapnya.

Di sisi lain, Tsamara menilai ada pihak yang sengaja membocorkan draft buku Kamus Sejarah itu ke publik. Oleh sebab itu, dirinya juga meminta pihak terkait untuk mengusut dugaan tersebut.

"Selain itu, pelaku pembocoran draft Kamus Sejarah yang kemungkinan besar dilakukan dari dalam tubuh birokrasi Kemendikbud harus diusut tuntas," tutupnya.

Sebelumnya, Kemendikbud telah mengklarifikasi soal informasi penghilangan jejak tokoh pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asy’ari dalam Kamus Sejarah Indonesia Jilid I. Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid membantah bahwa Kemendikbud sengaja menghilangkan jejak KH Hasyim Asy'ari dalam kamus sejarah Indonesia jilid I.

Dia juga menegaskan bahwa kementerian selalu berefleksi pada sejarah bangsa dan tokoh yang ikut membangun Indonesia.

“Kemendikbud selalu berefleksi pada sejarah bangsa dan tokoh-tokoh yang ikut membangun Indonesia, termasuk Hadratus Syech Hasyim Asy’ari dalam mengambil kebijakan di bidang pendidikan dan kebudayaan," kata Hilmar dalam keterangan resmi, Senin (19/4/2021).

Dia menerangkan keberpihakan Kemendikbud terhadap Hasyim Asy'ari. Kementerian itu bahwa sempat mendirikan Museum Islam Indonesia Hasyim Asy'ari di Jombang.

“Museum Islam Indonesia Hasyim Asyari di Jombang didirikan oleh Kemendikbud. Bahkan, dalam rangka 109 tahun Kebangkitan Nasional, Kemendikbud menerbitkan buku KH. Hasyim Asy’ari: Pengabdian Seorang Kyai Untuk Negeri,” terangnya.

Dia menjelaskan bahwa buku Kamus Sejarah Indonesia Jilid I tidak pernah diterbitkan secara resmi. Dokumen tidak resmi yang sengaja diedarkan di masyarakat oleh kalangan tertentu merupakan salinan lunak (softcopy) naskah yang masih perlu penyempurnaan.

"Naskah tersebut tidak pernah kami cetak dan edarkan kepada masyarakat" ujarnya.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan naskah buku tersebut disusun pada tahun 2017, sebelum periode kepemimpinan Mendikbud Nadiem Anwar Makarim.

Selama periode kepemimpinan Mendikbud Nadiem Anwar Makarim, kegiatan penyempurnaan belum dilakukan dan belum ada rencana penerbitan naskah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper