Bisnis.com, JAKARTA - Tim Unifikasi Kalender Hijriah atau Falakiyah Kementerian Agama menyatakan ada referensi hilal terlihat untuk menentukan 1 Ramadan 1442 Hijriah.
Anggota Tim Unifikasi Kalender Hijriyah Kementerian Agama Cecep Nurwendaya menyatakan hal tersebut. Menurutnya, ijtimak terjadi pada hari Senin, 12 April 2021, sekitar pukul 09.31 WIB. Pada saat terbenam Matahari, lanjut Cecep, di seluruh Indonesia sudah terjadi ijtimak atau konjungsi.
"Hilal awal Ramadan sudah cukup tua, umurnya sudah lebih delapan jam. Di Indonesia hilal berada pada posisi signifikan untuk dilihat," tuturnya.
Salah satunya terpantau di Pos Observasi Bulan (POB) Cibeas Pelabuhan Ratu, posisi hilal saat terbenamnya matahari pada posisi 3,59 derajat dengan umur bulan 8 jam 23 menit, 12 detik.
Dijelaskan Cecep, hilal awal Ramadan 1442H pada hari Senin, 12 April 2021 sudah memenuhi kriteria visibilitas hilal yang ditetapkan MABIMS (Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura), yaitu, tinggi hilal minimal 2 derajat, elongasi bulan ke Matahari minimal 3 derajat atau umur hilal minimal 8 jam.
“Jadi ada referensi bahwa hilal awal Ramadan 1442H pada hari Senin tanggal 12 April 2021 teramati dari Wilayah Indonesia," tandasnya.
Cecep menambahkan, hisab yang sudah teramati saat ini sifatnya masih informatif, sedang rukyat sifatnya konfirmatif. Penetapan atau isbat adalah penggabungan antara konfirmasi hasil rukyat dengan informasi hasil hisab. Rukyatul hilal di Indonesia sendiri dilakukan di 88 titik. Terbanyak ada di Jawa Timur 25, Aceh 7, Jabar 8, Kepulauan Riau 6 titik.
"Dan yang mengejutkan di Papua Barat ada 4 titik. Papua Barat sekarang berkembang, semua 88 rukyatul," imbuh Cecep.
Dalam pemantauan hilal, Kemenag juga dibantu BMKG, Lapan, Planetarium, dan pihak lainnya dan semua memberikan kontribusi untuk melakukan Rukyat.