Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Ketenagakerjaan Jepang menyatakan lebih dari 100.000 orang telah kehilangan pekerjaan akibat pandemi virus corona.
Melansir Perusahaan Penyiaran Jepang (Nippon Hoso Kyokai/NHK), Jumat (9/4/2021), survei menunjukkan bahwa 100.425 orang kehilangan pekerjaan atau akan kehilangan pekerjaannya mulai akhir Januari tahun lalu hingga Rabu (7/4/2021).
Angka ini termasuk orang-orang yang dipecat, atau kontraknya tidak diperbarui.
Kementerian Ketenagakerjaan Jepang menyatakan beberapa orang mungkin telah mendapatkan pekerjaan baru, tetapi angka pengangguran sesungguhnya kemungkinan lebih tinggi karena data kementerian hanya menghitung kasus-kasus yang diketahui otoritas ketenagakerjaan dan pusat penempatan tenaga kerja publik.
Kementerian tersebut juga meminta pengusaha mempertahankan tenaga kerjanya dengan memanfaatkan subsidi pemerintah.
Pada awal tahun atau Januari 2021, sekitar 80.100 orang diketahui telah kehilangan pekerjaan atau akan kehilangan pekerjaan di Jepang. Namun, angka sesungguhnya diyakini bahkan lebih tinggi dari itu karena data kementerian hanya mencakup kasus yang tercatat oleh otoritas ketenagakerjaan serta pusat-pusat penempatan kerja.
Baca Juga
Hingga 25 Desember 2020, hampir 17.000 orang kehilangan pekerjaan di bidang manufaktur. Sebanyak 11.000 lainnya berasal dari industri restoran. Sementara itu, lebih dari 10.000 orang di bidang retail dinyatakan kehilangan pekerjaan dan 9.600 orang dari industri perhotelan.