Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan tidak akan mengubah sikapnya yakni tetap berpegang pada Undang-Undang Dasar 1945 yang menyebut masa jabatan presiden hanya selama dua periode. Pernyataan Jokowi diucapkan merespons wacana presiden tiga periode yang mencuat di masyarakat.
Menanggapi hal itu, Mantan Ketua Mahkamah Konsitutusi (MK) Jimly Asshiddiqie menuturkan wacana masa jabatan presiden menjadi tiga periode bukan soal minat atau tidaknya Jokowi terkait hal tersebut.
"Ini bukan soal minat dan tidak, UUD di atas Presiden dan siapapun yang menjabat Presiden wajib tunduk di bawah UUD yang sudah ditentukan di pasal 7: Presiden dan Wapres memegang jabatan selama 5 tahun dan sesudahnya dapat dipilih kmbali dalam yg sama, HANYA untuk satu kali masa jabatan. Kalau mau diubah bisa saja, tapi untuk Presiden," cuit Jimly melalui akun Twitter resmi miliknya @JimlyAS seperti dikutip, Rabu (17/3/2021).
Ini bukan soal minat & tdk, UUD di atas Presdn & siapapun yg mnjabat Presdn wajib tunduk di bwh UUD yg sdh tntukan di Ps.7: "Presdn&Wapres mmegang jabtn slama 5 th & ssdhnya dpt dipilih kmbali dlm jbtn yg sama, HANYA utk 1 x masa jbtn". Kalo mau diubah bs sj tp utk Presdn yad. https://t.co/jGv7Gs73Zs
— Jimly Asshiddiqie (@JimlyAs) March 16, 2021
Jimly yang menjabat sebagai Watimpres di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga meminta politisi menyudahi polemik masa jabatan presiden menjadi tiga periode.
Selain mengganggu stabilitas dan iklim demokrasi di Indonesia, Jimly juga melihat Presiden Jokowi sebenarnya tidak suka dengan wacana tersebut.
"Sudah sejak tahun lalu Presiden Jokowi mengungkapkan kejengkelan dan ketersinggungannya ttg wacana 3 periode. Maka hentikanlah dan jangan trpancing oleh gorengan politikus ttg wacana 3 periode yg justru merugikan pak Jokowi dan juga merusak demokrasi," tulis @JimlyAS.
Baca Juga
Dalam video yang diunggap oleh Sekretariat Presiden pada Senin (15/3/2021), Jokowi menegaskan dirinya tidak memiliki niat sedikitpun untuk menjadi presiden untuk tiga periode.
Menurutnya, di tengah pandemi Covid-19, seluruh pihak seharusnya mencegah adanya kegaduhan baru melainkan bahu membahu membawa Indonesia keluar dari krisis pandemi dan menuju lompatan kemajuan baru.
"Apalagi yang harus saya sampaikan? Bolak-balik ya sikap saya tidak berubah," ujar Jokowi.