Bisnis.com, JAKARTA - Organisasi Kesehatan Pan Amerika (PAHO) melaporkan infeksi virus Corona atau Covid-19 di negara-negara Amerika Latin terus meningkat, kendati di Amerika Utara penyebarannya dalam tren penurunan.
Peningkatan kasus Covid-19 di Amerika Latin itu terutama terjadi Brasil. Direktur PAHO Carissa Etienne pun mengaku bahwa pihaknya prihatin dengan situasi di Brasil tersebut.
"Ini memberikan pengingat yang nyata akan ancaman kebangkitan: daerah yang dilanda virus di masa lalu namun rentan terhadap infeksi pada hari ini," kata dalam sebuah penjelasan seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Kamis (11/3/2021).
Dia mengatakan kasus meningkat di hampir setiap negara bagian Brasil dan negara bagian Amazonas yang paling terpukul.
Varian baru yang pertama kali ditemukan akhir tahun lalu telah menyebabkan lonjakan infeksi baru di sana sehingga membuat fasilitas kesehatan terbatas termasuk pasokan medis seperti oksigen, katanya.
Brasil membutuhkan langkah-langkah kesehatan masyarakat yang 'sangat ketat' untuk mengekang lonjakan yang membebani bangsal ICU rumah sakit, kata manajer insiden PAHO, Sylvain Aldighieri.
Baca Juga
Negara itu melaporkan rekor 1.972 kematian akibat Covid-19 dalam 24 jam sehingga memiliki jumlah total kematian tertinggi kedua setelah Amerika Serikat. Sedangkan Amerika Serikat dan Kanada terus mengalami penurunan kasus baru Covid-19, menurut PAHO.
Kuba, Bahama, Saint Lucia dan Guadeloupe menghadapi peningkatan infeksi, sedangkan di Amerika Selatan, Paraguay, Uruguay dan Chile melaporkan peningkatan kasus baru. Peru dan Bolivia malah akhirnya mengalami penurunan, menurut PAHO.
Vaksin telah tiba di Amerika Latin, dengan 28,7 juta dosis dialokasikan ke wilayah tersebut selama tiga bulan ke depan melalui fasilitas Covax yang dipimpin oleh aliansi GAVI dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk memberikan akses yang adil terhadap vaksin.
Sementara itu, Honduras akan menerima 48.000 dosis pertama melalui mekanisme Covax dalam beberapa hari ke depan, kata Etienne. El Salvador dilaporkan akan mendapatkan 32.600 dosis dan Guatemala 81.6000 dosis yang semuanya dari vaksin AstraZeneca.