Bisnis.com, JAKARTA--Ratusan pengunjuk rasa Myanmar yang terjebak dan ditahan semalam oleh pasukan keamanan hari ini bisa keluar.
Sekitar 200 orang tertahan di distrik Yangon setelah mereka diblokir dan pagi ini bisa meninggalkan area tersebut.
Menurut Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres, banyak dari mereka yang terperangkap adalah wanita yang melakukan pawai untuk memperingati Hari Perempuan Internasional.
Sementara itu, ledakan terdengar dari daerah tersebut yang diyakini dibuat dengan granat setrum.
PBB telah memohon kepada militer untuk "pembebasan mereka dengan aman dan menahan diri untuk melakukan "pengekangan maksimum".
Seorang pengunjuk rasa mengatakan kepada BBC bahwa dia bisa pergi sekitar pukul 06:30 waktu setempat (00:00 GMT). Dia mengatakan pasukan keamanan telah meninggalkan daerah itu pagi-pagi sekali.
Baca Juga
Menurutnya, sebanyak 40 orang ditangkap dalam semalam, tetapi sisanya tetap bersembunyi sampai pagi dan bisa pergi.
Seorang pengunjuk rasa lainnya men-tweet pagi ini bahwa dia telah "tiba di rumah dengan selamat ... [setelah] berada di suatu tempat di Sanchaung sepanjang malam". Dia jhga mengatakan bahwa "semua yang bersembunyi dengannha aman".
Protes massal terjadi di seluruh Myanmar sejak militer merebut kekuasaan pada 1 Februari. Lebih dari 54 orang telah terbunuh oleh pasukan keamanan dalam demonstrasi sejauh ini.
Polisi Myanmar pada hari Senin telah menggerebek rumah-rumah di daerah tersebut untuk mencari orang-orang yang berasal dari luar distrik.
Penduduk dan layanan berita lokal mengklaim di Facebook bahwa setidaknya 20 orang telah ditangkap dalam penggerebekan tersebut seperti dikutip BBC.com, Selasa (9/3/2021).