Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) dan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro meninjau Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Merah Putih di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat, pada Rabu (3/3/2021).
Dalam kunjungannya, Bambang mengapresiasi upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang telah bekerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dalam menanggulangi tumpukan sampah yang ada di Bantargebang.
“Ini merupakan contoh baik dari sinergi triple helix antara pemerintah, akademisi, dan industri dalam menghasilkan inovasi untuk menjawab masalah bangsa,” kata Bambang dalam kunjugannya.
Bambang menerangkan PLTSa Bantar Gebang dapat mengolah sampah sebanyak 100 ton per hari dan menghasilkan energi listrik sebesar 731,1 KWH. Malahan, PLTSa Bantar Gebang telah membakar sebanyak 8.190 ton sampah selama Februari hingga Oktober 2020.
“Dan telah menghasilkan energi listrik sebanyak 583,95 MWh atau sekitar 110 KWH per ton sampah,” kata Bambang.
Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Merah Putih BPPT Bantar Gebang merupakan hasil kerja sama Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sejak MoU pada tahun 2017 lalu.
Baca Juga
?PLTSa terdiri dari empat peralatan utama yaitu bungker terbuat dari concrete yang dilengkapi dengan platform dan crane; ruang bakar dilengkapi boiler system reciprocating grate yang didesain dapat membakar sampah dengan suhu di atas 9500 Celsius sehingga meminimalisir munculnya gas buang yang mencemari lingkungan, sistem pengendali polusi, dan unit steam turbin pembangkit listrik.
“Ke depan Kemenristek atau BRIN dan BPPT berusaha untuk dapat membuat lebih banyak PLTSa di berbagai daerah di Indonesia untuk mengurangi masalah sampah yang ada,” kata dia.