Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dubes Italia, Sopir dan Pengawalnya Tewas Diserang Kelompok Bersenjata

Penyergapan itu terjadi ketika konvoi sedang dalam perjalanan dari Goma, kota di wilayah timur Kongo, untuk mengunjungi proyek sekolah Program Pangan Dunia (WFP) di Rutshuru.
Duta Besar Italia untuk Kongo, Luca Attanasia./Antara
Duta Besar Italia untuk Kongo, Luca Attanasia./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Duta Besar Italia untuk Kongo, Luca Attanasia dan seorang pengawal beserta sopir dilaporkan tewas diserang kelompok  bersenjata  kemarin saat konvoi PBB mengunjungi sebuah sekolah di Kongo bagian timur.

Penyergapan itu terjadi ketika konvoi sedang dalam perjalanan dari Goma, kota di wilayah timur Kongo, untuk mengunjungi proyek sekolah Program Pangan Dunia (WFP) di Rutshuru, menurut laporan PBB.

WFP mengatakan serangan itu terjadi di jalan yang sebelumnya telah dibersihkan untuk perjalanan tanpa pengawalan keamanan. Karena itu, pihaknya mencari informasi lebih lanjut dari pejabat lokal tentang serangan itu.

Kongo timur adalah tempat  bagi banyak kelompok pemberontak yang semuanya bersaing untuk menguasai negara Afrika Tengah yang kaya mineral seukuran Eropa Barat itu.

Luca Attanasia, merupakan Duta Besar Italia untuk negara itu sejak 2017.

Pengawalnya, Vittorio Lacovacci dan sopir mereka juga tewas, sedangkan anggota lain dari konvoi itu terluka dan dibawa ke rumah sakit, menurut WFP seperti dikutip ArabNews.com, Selasa (23/2/2021).

Gubernur Kivu Utara, Carly Nzanzu Kasivita mengatakan, kendaraan PBB dibajak oleh penyerang dan dibawa ke hutan. Kemudian, tentara Kongo dan penjaga Taman Nasional Virunga datang untuk membantu mereka yang telah diserang.

“Terjadi baku tembak. Para penyerang menembaki pengawal dan duta besar itu,” kata gubernur, menambahkan bahwa duta besar kemudian meninggal karena luka-luka.

Attanasia, seorang diplomat karir berusia 43 tahun, meninggalkan seorang istri dan tiga anak kecil.

Serangan itu terjadi di daerah yang sama di mana dua warga Inggris diculik oleh pria bersenjata tak dikenal pada 2018, kata Mambo Kaway, kepala kelompok masyarakat sipil setempat.

“Situasinya sangat mencekam,” tambahnya.

Lebih dari 2.000 warga sipil tewas tahun lalu di Kongo timur aksi kekerasan oleh kelompok bersenjata yang serangan brutalnya juga telah membuat lebih dari 5,2 juta orang mengungsi. PBB menyebut sebagai salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper