Bisnis.com, JAKARTA - Vaksin Nusantara, yang merupakan produk yang dikembangkan di dalam negeri, disebut bakal memiliki harga lebih murah.
Vaksin Covid-19 ini merupakan hasil pengembangan Rumah Sakit Umum Pusat Dokter Kariadi, Universitas Diponegoro Semarang, dan eks Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.
Anggota Tim Peneliti Vaksin Nusantara Yetty Movieta Nency menyebutkan harga satu dosis Vaksin Nusantara hanya sekitar US$10 bila telah diproduksi massal. Dengan demikian harga satu dosis itu setera Rp140.044 bila menggunakan kurs Rp14.004,41 per US$.
Menurut Yetty, harga Vaksin Nusantara lebih murah karena biaya produksi yang hemat. "Anggaran penyimpanan, distribusi, penambahan, bisa diminimalisir," ujar dia pada Kamis, (18/2/2021).
Dia menjelaskan bahwa Vaksin Nusantara ini berbasis sel Dendritik. Prosesnya diawali dengan mengambil darah pasien.
Kemudian diambil sel darah putih dan sel dendritiknya. Sel ini kemudian dikenalkan dengan rekombinan dari SARS-CoV-2. "Prosesnya sekitar seminggu kemudian disuntikkan kembali," katanya.
Lantaran berasal dari sel yang diambil dari tubuh penerima, Yetty menyebut, Vaksin Dendritik kecil kemungkinan menimbulkan infeksi. "Kemungkinan reaksi penolakan lebih rendah," ucap dia.
Berdasarkan penelitian fase satu yang bertujuan untuk melihat keamanan vaksin, tak ditemukan efek berlebihan. "Efek sampingnya minimal, berjalan singkat, dan tak perlu pengobatan," sebut Yetty. Saat ini penelitian Vaksin Nusantara akan memasuki fase dua untuk melihat efikasinya.
Vaksin Nusantara tergolong aman, kata Yetty, lantaran tak ada tambahan ajufan maupun komponen binatang. Hal tersebut sekaligus meyakinkan masyarakat terhadap status halal vaksin Covid-19.
Terpisah, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 untuk Kemenkes Siti Nadia Tarmidzi mengatakan bahwa klaim tersebut tetap harus menunggu hasil uji klinis. Saat ini Vaksin Nusantara sudah selesai melalui uji klinis tahap I, dan akan melanjutkan ke tahap uji klinis II.
“Kita tunggu saja hasil uji klinisnya dan nanti kajian para ahli ya,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (18/2/2021).