Bisnis.com, JAKARTA -Pemerintah Militer Myanmar memblokir akses internet setelah adanya kerusuhan anti kudeta militer di penjuru negeri.
Dilansir dari South China Morning Post, pemblokiran internet terjadi pada Senin (15/2/2021) seiring menyebarnya gambar-gambar di media sosial yang memperlihatkan tank militer tengah bergerak di beberapa wilayah.
Hal ini memperlihatkan upaya yang semakin keras dari junta untuk memukul mundur masyarakat yang menginginkan Aung San Suu Kyi kembali.
Organisasi pengawas internet Netblocks mengatakan mengatakan "pemadaman informasi yang diatur oleh negara" telah membuat Myanmar hampir seluruhnya offline.
Pasukan militer di Myitkyina menembakkan gas air mata ke arah demonstran yang protes tentang rumor pemadaman listrik.
Pemadaman internet akhir pekan lalu gagal memadamkan perlawanan yang telah menyebabkan kerumunan besar memadati pusat kota dan desa-desa perbatasan yang terisolasi.
Baca Juga
Sementara itu, Channel News Asia melaporkan sebuah siaran langsung di Facebook memperlihatkan pasukan militer menembak pengunjuk rasa di luar pabrik di Myitkyina. Tidak jelas apakah mereka menembak dengan peluru karet atau senjata api.
Dua jurnalis dari 74 Media yang tengah menyiarkan langsung dari tempat kejadian ditangkap bersama tiga jurnalis lainnya, kata media tersebut lewat unggahan Facebook.
Saat malam tiba, kendaraan lapis baja muncul di ibu kota komersial Yangon, Myitkyina dan Sittwe, ibu kota negara bagian Rakhine. Tayangan langsung yang disiarkan secara online oleh media lokal menunjukkan peluncuran skala besar pertama kendaraan semacam adalah yang pertama sejak kudeta.