Bisnis.com, JAKARTA - Pasukan keamanan Myanmar melepaskan tembakan untuk membubarkan pengunjuk rasa di sebuah pembangkit listrik, sementara itu kendaraan lapis baja meluncur ke kota-kota besar ketika penguasa militer baru menghadapi hari kesembilan demonstrasi anti-kudeta yang menyebabkan ratusan ribu orang turun ke jalan.
Selain protes massal di seluruh negeri, para penguasa militer menghadapi pemogokan oleh pegawai pemerintah sebagai bagian dari gerakan pembangkangan sipil terhadap kudeta 1 Februari yang menggulingkan pemerintah sipil yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi.
Sejumlah tentara dikerahkan ke pembangkit listrik di negara bagian utara Kachin yang mengarah ke lokasi konfrontasi dengan demonstran.
Beberapa di antaranya mengatakan mereka yakin tentara bermaksud memutus aliran listrik.
Pasukan keamanan terlihat menembakkan senjata untuk membubarkan pengunjuk rasa di luar satu pabrik di Ibu Kota negara bagian Kachin, Myitkyina.
Rekaman yang disiarkan langsung di Facebook menunjukkan penembakan itu meskipun tidak jelas apakah mereka menggunakan peluru karet atau tembakan langsung.
Dua jurnalis dari The 74 Media, yang melakukan siaran langsung dari situs konfrontasi, ditangkap bersama dengan tiga jurnalis lainnya, kata outlet berita itu dalam sebuah posting di Facebook seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Senin (15/2/2021).
Saat malam tiba, kendaraan lapis baja muncul di ibu kota Yangon, Myitkyina dan Sittwe, ibu kota negara bagian Rakhine.
Tayangan langsung yang disiarkan secara online oleh media lokal menunjukkan peluncuran skala besar pertama kendaraan lapis baja di seluruh negeri sejak kudeta.
Pemerintah dan tentara tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.
Tak lama setelah tengah malam, penduduk di Myanmar melaporkan gangguan internet. Keempat jaringan telekomunikasi tidak dapat diakses sekitar pukul 1 pagi ini, kata mereka.
Pada hari-hari awal setelah kudeta, internet juga terputus di seluruh negeri.
Kedutaan besar negara Barat dari Uni Eropa, Inggris, Kanada dan 11 negara lainnya mengeluarkan pernyataan tadi malam u tuk menyerukan pasukan keamanan agar "menahan diri dari kekerasan terhadap demonstran dan warga sipil yang memprotes penggulingan pemerintah sah mereka”.
Kedutaan Besar AS di Myanmar sebelumnya mendesak warganya untuk "berlindung di tempat aman".
Pihak kedutaan juga mengingatkan ada kemungkinan gangguan telekomunikasi semalam antara pukul 1 hingga pukul 9 pagi.