Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Malaysia Ungkap Seorang Radikalis, Petugas Kebersihan di Singapura

Investigasi tidak menemukan indikasi bahwa Firdaus telah membuat rencana penyerangan khusus atau bermaksud melakukan tindak kekerasan di Singapura.
Ilustrasi - Bendera Malaysia di pusat bisnis Kuala Lumpur./Bloomberg-Joshua Paul
Ilustrasi - Bendera Malaysia di pusat bisnis Kuala Lumpur./Bloomberg-Joshua Paul

Bisnis.com, KUALA LUMPUR - Malaysia mengungkap perkembangan kasus seorang radikalis yang terlibat dengan ISIS.

Mohd Firdaus bin Kamal Intdzam (Firdaus), demikian identitas warga Malaysia itu ditengarai pernah bekerja sebagai petugas kebersihan di Singapura.

Hal itu dipaparkan Departemen Keamanan Internal (ISA) Malaysia, di Kuala Lumpur, Selasa (9/2/2021).

Warga Malaysia berusia 33 tahun tersebut ditangkap berdasarkan Internal Security Act (ISA) pada Juli 2020.

Penyelidikan mengungkapkankan bahwa Firdaus pernah menjadi pendukung kelompok teroris ISIS.

ISA menyatakan jalan Firdaus menuju radikalisasi dimulai pada 2016 ketika ia beralih ke Internet untuk memperdalam pengetahuan agama dan menemukan propaganda ISIS secara online.

Melalui paparan berkelanjutan terhadap materi pro-ISIS, Firdaus yakin pada awal 2018 bahwa ISIS berjuang untuk Islam, dan bahwa penggunaan kekerasan untuk menciptakan kekhalifahan Islam dapat dibenarkan.

Dia juga menganggap Khalifah Abu Bakar al-Baghdadi (almarhum) yang dideklarasikan ISIS sebagai penguasa Islam sejati.

Bahkan dengan runtuhnya apa yang disebut sebagai kekhalifahan ISIS di Suriah dan Irak, Firdaus tetap menjadi pendukung kuat ISIS.

Dia secara aktif memposting materi yang mempromosikan ISIS dan jihad bersenjata di akun media sosialnya.

Dia bahkan membuat bendera ISIS pada Maret 2020, yang dia gantung di rumah untuk menunjukkan kesetiaannya kepada kelompok tersebut.

Firdaus percaya bahwa jihad bersenjata adalah wajib bagi semua pria Muslim yang berbadan sehat.

Dia memendam niat untuk pergi ke Suriah bersama istrinya untuk berperang bersama ISIS. Firdaus bercita-cita mati sebagai martir di medan perang untuk menerima pahala.

Ia pun rela melakukan penyerangan terhadap negara yang dianggap menindas Muslim, atau yang dia anggap munafik karena menyelaraskan diri dengan Barat.

Investigasi tidak menemukan indikasi bahwa Firdaus telah membuat rencana penyerangan khusus atau bermaksud melakukan tindak kekerasan di Singapura.

ISD telah bekerja sama dengan Cabang Khusus Malaysia (MSB) dalam penyelidikan Firdaus.

Izin kerjanya dibatalkan dan dia dipulangkan ke Malaysia dan diserahkan ke MSB pada Agustus 2020 setelah selesainya penyelidikan ISD terhadapnya.

Perintah pembatasan diterapkan terhadap Ruqayyah binti Ramli, istri Firdaus. Ruqayyah binti Ramli atau Ruqayyah, 34, selain ibu rumah tangga juga menjadi guru agama paruh waktu.

Perintah Pembatasan (RO) 1 di bawah ISA diterbitkan untuk Ruqayyah dengan untuk jangka waktu dua tahun pada Agustus 2020.  Penyelidikan menemukan bahwa dia telah diradikalisasi oleh suaminya.

Setelah pernikahan mereka pada Desember 2018, Firdaus mulai mempengaruhi Ruqayyah dengan pandangan pro-ISIS-nya.

Meskipun Ruqayyah awalnya memiliki keraguan, seiring waktu, dia mulai percaya bahwa penggunaan kekerasan oleh ISIS terhadap penindas Islam, termasuk non-Muslim dan Syiah, dapat dibenarkan.

Ruqayyah juga mendukung niat Firdaus untuk bergabung dengan ISIS dan angkat senjata di Suriah.

Dia bersedia menemani Firdaus ke Suriah, dan bermaksud membawa serta kedua anaknya.

Ruqayyah percaya bahwa perannya di zona konflik adalah mengurus keluarga (dengan memasak dan menjalankan pekerjaan rumah tangga), serta membantu pejuang ISIS yang terluka.

Investigasi tidak menemukan indikasi bahwa Ruqayyah mencoba menyebarkan pandangan pro-ISIS-nya kepada orang lain.

Sementara itu akreditasi Ruqayyah sebagai ustazah yang diperoleh pada September 2017, telah ditangguhkan.

Dia tidak diizinkan mengadakan kelas agama sebagai bagian dari persyaratan RO-nya. Dia saat ini menjalani konseling agama untuk menjauhkannya dari jalan radikal.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper