Bisnis.com, JAKARTA — Iran telah mengizinkan semua awak kecuali kapten dari kapal tanker Korea Selatan yang ditangkap bulan lalu atas tuduhan polusi meninggalkan negara itu yang diklaimnya sebagai langkah kemanusiaan.
Korps Pengawal Revolusi Islam menangkap kapal tanker Hankuk Chemi dan menangkap 20 awak multinasional yang ada di kapal tersebut di dekat Selat Hormuz yang strategis pada 4 Januari 2021, dengan mengatakan bahwa kapal tersebut telah mencemari perairan.
Kejain itu berlangsung ketika Teheran mendesak Seoul untuk mencairkan miliaran dolar AS aset Iran yang dibekukan di Korea Selatan karena sanksi AS.
"Dalam tindakan kemanusiaan oleh Iran, awak kapal tanker Korea Selatan yang dituduh mencemari lingkungan Teluk Persia diizinkan meninggalkan negara itu," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh dalam sebuah pernyataan, Selasa (2/2/2021).
Izin tersebut, katanya, seperti dikutip www.scmp.com dari AFP, Rabu (3/2/2021), telah diberikan atas "permintaan Pemerintah Korea Selatan dan dengan kerja sama peradilan di Iran.
Khatibzadeh tidak memerinci apakah kru sudah pergi.
Baca Juga
Kantor berita yang berbasis di Seoul, Yonhap mengutip kementerian luar negeri Korea Selatan yang mengatakan bahwa kapten akan tetap di Iran untuk menjaga kapal tanker itu. Tidak jelas kapan kapal itu akan diizinkan pergi.
Kru yang ditangkap berasal dari Korea Selatan, Indonesia, Vietnam, dan Myanmar.
Mantan Presiden AS Donald Trump pada 2018 menarik Washington dari perjanjian nuklir penting dengan kekuatan dunia dan kemudian menerapkan kembali dan memperkuat sanksi yang melumpuhkan terhadap Iran.
Iran adalah pemasok minyak utama ke Korea Selatan sampai akhirnya aturan Washington memblokir pembelian tersebut.
Menurut juru bicara pemerintah Ali Rabiei, Iran memiliki dana US $7 miliar yang diblokir di Seoul. Uang itu tidak dapat ditransfer atau mendapatkan bunga, tetapi Iran dikenai biaya untuk itu.
Iran dalam berbagai kesempatan membantah penyitaan kapal itu dan dikaitkan denhan dananya yang diblokir Korsel.
Menurut Khatibzadeh, Wakil Menlu Abbas Araghchi diberitahu selama panggilan telepon pada Selasa (2/2/2021) dengan mitranya dari Korea Selatan bahwa Seoul melakukan "upaya maksimum" untuk mengeluarkan dana secepat mungkin.
Wakil Menteri Luar Negeri Korea Selatan Choi Jong-kun telah mengunjungi Teheran bulan lalu dalam kunjungan yang telah lama direncanakan, dan membahas penyitaan kapal tanker dan masalah dana.
Seperti dilaporkan oleh kantor berita Iran IRNA, Jong-kun bertemu dengan Menlu Iran Mohammad Javad Zarif, yang mengatakan kepadanya bahwa "pembatasan" pada dana Iran adalah "hambatan terbesar" untuk hubungan bilateral mereka dalam situasi saat ini.