Bisnis.com, JAKARTA - Sebuah kapal tanker minyak Rusia yang membawa ribuan ton produk minyak terbelah saat badai besar pada Minggu (15/12/2024) waktu setempat, menumpahkan minyak ke Selat Kerch, sementara kapal tanker lain juga dalam keadaan darurat setelah mengalami kerusakan.
Mengutip Reuters pada Senin (16/12/2024), kapal-kapal tersebut berada di Selat Kerch antara daratan Rusia dan Krimea, yang dianeksasi Rusia dari Ukraina pada 2014, ketika mengeluarkan sinyal darurat.
Penyidik Rusia membuka dua kasus pidana untuk menyelidiki kemungkinan pelanggaran keselamatan setelah setidaknya satu orang tewas ketika kapal tanker Volgoneft 212 sepanjang 136 meter, dengan 15 orang di dalamnya, terbelah dua dengan haluannya tenggelam.
Rekaman di media pemerintah menunjukkan ombak menghantam dek kapal. Kapal berbendera Rusia yang dibangun pada 1969 itu rusak dan kandas, kata para pejabat.
Video yang belum diverifikasi yang diunggah di Telegram menunjukkan air yang menghitam di laut yang berombak dan kapal tanker yang setengah tenggelam.
Kapal kedua berbendera Rusia, Volgoneft 239 sepanjang 132 meter, terombang-ambing setelah mengalami kerusakan, kata Kementerian Keadaan Darurat Rusia. Kapal itu memiliki 14 awak dan dibangun pada tahun 1973.
Selat Kerch merupakan jalur utama ekspor biji-bijian Rusia dan juga digunakan untuk ekspor minyak mentah, bahan bakar minyak, dan gas alam cair.
Pada bulan September, Ukraina menuduh Rusia di pengadilan internasional telah melanggar hukum laut dengan mencoba menjaga Selat Kerch di bawah kendalinya sendiri, sesuatu yang dibantah Moskow dengan alasan tidak berdasar.
Layanan darurat mengatakan satu orang tewas dalam kecelakaan kapal tanker pertama, dan 12 orang lainnya telah dievakuasi. Sebelas dari mereka dibawa ke rumah sakit, dengan dua dalam kondisi serius, jelas laporan dari kantor berita TASS mengutip Alexei Kuznetsov, seorang ajudan menteri kesehatan.
Kementerian Keadaan Darurat Rusia mengatakan bahwa mereka masih berkomunikasi dengan kapal tanker lainnya dan awaknya setelah kapal tersebut kandas 80 m dari pantai dekat pelabuhan Taman di ujung selatan Selat Kerch.
Kementerian tersebut kemudian menulis di Telegram bahwa upaya untuk mengevakuasi awak kapal kedua, Volganeft 239, ditangguhkan karena cuaca buruk.
Kementerian tersebut mengatakan bahwa tim penyelamat telah berkomunikasi dengan kapal tersebut, yang memiliki semua fasilitas yang diperlukan untuk memastikan nyawa awak kapal tidak dalam bahaya. Kedua kapal tanker tersebut memiliki kapasitas muat sekitar 4.200 ton produk minyak.
Pernyataan resmi tidak memberikan rincian tentang sejauh mana tumpahan minyak atau mengapa salah satu kapal tanker mengalami kerusakan serius tersebut.
Presiden Vladimir Putin memerintahkan pemerintah untuk membentuk kelompok kerja guna menangani operasi penyelamatan dan mengurangi dampak tumpahan bahan bakar, kantor berita mengutip pernyataan juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, setelah Putin bertemu dengan para menteri untuk keadaan darurat dan lingkungan.
Rusia mengatakan lebih dari 50 orang dan peralatan, termasuk helikopter Mi-8 dan kapal tunda penyelamat, telah dikerahkan ke daerah tersebut.
Svetlana Radionova, kepala pengawas sumber daya alam Rusia Rosprirodnadzor, mengatakan para spesialis sedang menilai kerusakan di lokasi kejadian.