Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ternyata 10 Persen Kasus Covid-19 Prancis Merupakan Varian Inggris

Prancis melaporkan hampir 27.000 kasus baru Covid-19 pada Rabu (27/1/2021), lonjakan harian tertinggi sejak pertengahan November ketika negara itu menerapkan pembatasan total kedua.
Dokter dengan dibantu perawat menangani pasien COVID-19 di ICU Rumah Sakit Robert Ballanger di Aulnay-sous-Bois dekat Kota Paris di Prancis, Senin (26/10/2020), di tengah wabah Covid-19./Antara Foto/Reuters-Gonzalo Fuentes/wsj)
Dokter dengan dibantu perawat menangani pasien COVID-19 di ICU Rumah Sakit Robert Ballanger di Aulnay-sous-Bois dekat Kota Paris di Prancis, Senin (26/10/2020), di tengah wabah Covid-19./Antara Foto/Reuters-Gonzalo Fuentes/wsj)

Bisnis.com, JAKARTA - Juru bicara pemerintah Prancis melaporkan 10 persen kasus virus Corona atau Covid-19 di negara itu merupakan varian baru virus Corona yang pertama kali terdeteksi di Inggris.

Para ahli kesehatan mengatakan varian Covid-19 Inggris memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi. Saat wawancara dengan saluran radio France Inter pada Kamis (28/1/2021), Attal kembali menegaskan bahwa opsi penguncian Covid-19 yang lebih ketat masih terbuka untuk diambil oleh pemerintah Presiden Emmanuel Macron.

Prancis melaporkan hampir 27.000 kasus baru Covid-19 pada Rabu (27/1/2021), lonjakan harian tertinggi sejak pertengahan November ketika negara itu menerapkan pembatasan total kedua.

Data pada Rabu mengindikasikan bahwa aturan jam malam saat ini tidak mampu menekan penyebaran virus Corona.

Sementara itu, Inggris sedang mempertimbangkan memperketat pengawasan di perbatasan untuk mencegah masuknya varian virus Corona baru.

“Pembicaraan mulai mengarah ke perbatasan. Varian virus baru ini benar-benar membuat kita was-was dan kita harus melindungi diri dari kedatangan mereka [virus],” kata Sekretaris Kesehatan Inggris Matt Hancock, dikutip dari Bloomberg, Senin (25/1/2021).

Sejumlah opsi yang masuk dalam pembahasan termasuk mengkarantina pendatang di hotel yang telah disiapkan dan melarang masuknya sejumlah pendatang dari negara tertentu.

Pengetatan perbatasan merupakan salah satu prioritas pemerintahan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson untuk menyukseskan program vaksinasi nasional yang telah memvaksinasi 6,35 juta orang pada dosis pertama.

Hancock belum bisa memastikan apakah varian virus baru tersebut, termasuk yang ditemukan di Afrika Selatan dan Brazil, tidak mempan terhadap vaksin.

“Kami belum sampai pada kesimpulan itu. Untuk saat ini, kami hanya bisa melakukan langkah antisipasi untuk tidak membiarkan virus baru itu masuk ke Inggris,” tegasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper