Bisnis.com, JAKARTA – Pendiri Alibaba dan Ant Group, Jack Ma, muncul kembali di hadapun publik setelah berbulan-bulan menghilang.
Kemunculannya ini sekaligus menampik spekulasi bahwa miliarder ini telah bersembunyi di tengah meningkatnya pengawasan atas kerajaan bisnis internetnya.
Dilansir Bloomberg, Jack Ma menjadi pembicara di hadapan sejumlah guru pada konferensi online pada hari Rabu (20/1/2021). Acara ini merupakan acara tahunan yang diselenggarakan miliarder tersebut untuk mengakui pencapaian pendidik pedesaan.
Kemunculan kembali Jack Ma dapat memadamkan rumor yang beredar mengenai nasibnya di saat pemerintah China melakukan penyelidikan terhadap raksasa keuangan online Ant Group Co. dan Alibaba Group Holding Ltd.
Salah satu dari lima orang terkaya di China tersebut hilang dari hadapan publik sejak awal November ketika regulator China mengagalkan initial public offering (IPO) Ant senilai US$ 35 miliar.
Selain itu, Beijing juga memperketat regulasi fintech, lalu memerintahkan perombakan Ant dan meluncurkan penyelidikan antimonopoli terhadap Alibaba, yang semuanya dilakukan hanya dalam rentang beberapa hari.
Baca Juga
Jurnalis senior Global Times China Qingqing Chen memposting di Twitter video Jack Ma yang tengah memberikan sambutan virtual melalui video kepada para guru di pedesaan.
“Ma, yang dulunya adalah seorang guru bahasa Inggris dan pendiri #Alibaba, juga memberikan sambutan kepada guru desa melalui video pada hari Rabu. Ia mengatakan biasanya kegiatan tersebut diadakan di Sanya di Hainan selatan tetapi tahun ini harus dilakukan dilakukan melalui konferensi video karena Covid-19,” ungkap Qingqing di Twitter.
Serangan terhadap korporasi Jack Ma dianggap menjadi salah satu kampanye pemerintah untuk mengendalikan sejumlah raksasa teknologi China yang sekarang dipandang memiliki kendali terlalu besar atas ekonomi nomor dua dunia tersebut.
Ma, who used to be an English teacher and founder of #Alibaba, also gives wishes to village teachers via a video on Wednesday, saying usually the activity is held in Sanya in southern Hainan but this year, due to #Covid19 it has to be done via video conference. pic.twitter.com/yfi7oPB5Sb
— Qingqing_Chen (@qingqingparis) January 20, 2021
Aksi terhadap dua perusahaan Jack Ma menunjukkan bagaimana pemerintah Beijing telah kehilangan kesabaran dengan kekuatan besar dari para penguasa sektor teknologi, yang sekarang dianggap sebagai ancaman bagi stabilitas politik dan keuangan.