Bisnis.com, JAKARTA – Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur mengalami kenaikan jumlah kasus Covid-19 sejak awal Januari, setelah sebelumnya berhasil mempertahankan posisi di zona risiko rendah Covid-19 atau zona hijau hingga akhir 2020.
Bupati Ngada Paulus Soliwoa mengatakan sekarang ini informasi datang bertubi-tubi kepada masyarakat di berbagai lapisan, temasuk paling bawah. Hoaks pun makin macam-macam. Di sisi lain, masyarakat tidak mendapat pendampingan untuk mencerna banyaknya informasi yang didapat, sehingga untuk perubahan perilaku perlu waktu.
“Saya minta bantuan terkait edukasi perubahan perilaku termasuk dari sistem aplikasi, kemudian tentang penggunaan pedoman dengan penerjemahan ke bahasa daerah,” kata Paulus, Rabu (20/1/2021).
Ia menceritakan kondisi Ngada dalam dialog virtual Membendung Covid 19 di Daerah Hijau: Mengembalikan Ngada ke Zona Hijau. Selain Bupati, acara yang dimoderatori Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia Maria Y. Benyamin menghadirkan Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 Sonny Harry B. Harmadi dan Hadi Pratomo, Guru FKM Universitas Indonesia dan Ketua Tim Periset Pemberdayaan Edukasi, dan Literasi Terkait Covid-19.
Paulus menjelaskan selama pandemi Covid-19, Ngada menggunakan dua bahasa dari dua etnis untuk edukasi dan sosialisasi melalui stiker, baliho, poster dan media lainnya. Kendati demikian perubahan perilaku masih sulit, terlebih karena di Ngada banyak ritual yang harus dihadiri oleh suku masyarkat dan pesertanya tidak mungkin sedikit.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Tim Periset Pemberdayaan, Edukasi Dan Literasi Terkait Covid-19 Untuk Perubahan Perilaku Komunitas UI Hadi Pratomo mengatakan akan mendampingi perubahan perilaku, kalau bisa bekerja dengan Pemerintah Kabupaten Ngada.
“Kami bisa mengirimkan tim dan mendampingi perubahan perilaku supaya bisa smooth. Kami mohon kepada pemimpin agar bisa sebagai contoh. Tolong yang penting konsekuen, jangan seperti kemarin Presiden diimunisasi, influencer ikut [divaksin] terus malamnya pesta, ini harus diperhatikan,” kata Hadi.
Baca Juga
Sementara itu, Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 Sonny Harry B. Harmadi mengatakan, dari Duta Perubahan Perilaku juga akan melakukan pendekatan ke Nusa Tenggara Timur agar memperbanyak Duta yang mengawasi dan mengawal perubahan perilaku di Ngada.
“Di seluruh Indonesia sudah ada 64.000 lebih Duta Perubahan Perilaku, kami akan ajak bupati, seperti Bupati Banyuwangi untuk melibatkan personel Puskesmas untuk menjadi duta, terhubung kepada aplikasi monitoring dan melaporkan. Pak bupati silakan, bisa memonitor setiap hari di Ngada dari hari ke hari perubahan perilaku seperti apa, sudah mengedukasi berapa orang, apa yang diedukasi,” kata Sonny.
Menurutnya, peran Duta Perubahan Perilaku sangat penting karena mereka sudah terlatih. Sampai saat ini 46,7 juta orang sudah diedukasi oleh duta ini.
“Kami berharap NTT bisa lebih banyak, karena memang sedikit jumlahnya Duta Perubahan Perilakunya,” ujar Sonny.
Selain itu, Satgas Covid-19 juga sudah menerjemahkan pedoman perubahan perilaku dalam 78 bahasa, termasuk dalam bahasa Ngada. “Kita kan harus menyampaikan pesan dalam bahasa yang kita pahami, ini silakan dimanfaatkan sebagai bahan sosialisasi,” tegasnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitangandengansabun #cucitangandengansabunyangmengalir