Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Ketua Komisi IX DPR Ansory Siregar menilai negatif langkah Kepala Badan POM Penny Lukito dalam mengeluarkan emergency use authorization untuk vaksin Covid-19 buatan Sinovac pada Senin (11/1/2021).
“Ibu tidak bersuara, tunggu kami yang menentukan kapan vaksinasi bukan Kemenkes, kan Ibu yang menentukan, ini tanggal 13 vaksinasi, ibu baru mengeluarkan EUA, kan ibu dipaksa,” kata Ansory saat Rapat Kerja Komisis IX bersama Kemenkes, BPOM dan Bio Farma, Rabu (13/1/2021).
Di sisi lain, Ansory turut menilai negatif sikap pasif dari Direktur Utama PT. Bio Farma Honesti Basyir terkait penerbitan EUA atau izin penggunaan darurat dalam dua hari lalu tersebut.
Menurut Ansory kedua lembaga itu cenderung mengikuti tekanan dari pemerintah ketimbang disiplinan sains untuk memastikan aspek keamanan vaksin.
“Ini bapak Honesty Basyir juga ngekor saja. Kita sudah 20 tahun di sini Pak, bukan hanya vaksin ini saja. Ikutilah alur ini, belum apa-apa tangal 13 vaksinasi presiden, harusnya Ibu komentar dong, saya yang mengeluarkan UEA, kan Ibu sudah dua kali pemaparan di sini bahwa masih sebulan lagi [izin terbit [EUA],” kata dia.
Sebelumnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) resmi menerbitkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization untuk vaksin Covid-19 buatan Sinovac.
Baca Juga
Kepala BPOM Penny K. Lukito mengatakan penerbitan EUA dilakukan setelah pihaknya melakukan kajian terhadap uji klinis fase III vaksin Covid-19 Sinovac yang dilakukan di Bandung. Selain itu, BPOM mengkaji hasil uji klinis vaksin Sinovac yang dilakukan di Turki dan Brasil.
Penny menyatakan bahwa vaksin Coronavac telah menunjukkan kemampuan dalam pembentukan antibodi dan kemampuan antibodi di dalam tubuh untuk membunuh atau menetralkan virus atau imunogenisitas.
"Hasil uji klinis di Bandung menunjukkan imunogenisitas yang baik," kata Penny dalam keterangan pers, Senin (11/1/2021).
Tingkat kemanjuran atau efikasi vaksin Covid-19 berdasarkan hasil uji klinis di Bandung ialah 65,3 persen.