Bisnis.com, JAKARTA - Filipina menargetkan untuk memvaksinasi seluruh populasinya yang berjumlah lebih dari 100 juta orang pada tahun 2023
Peluncuran vaksin dapat dimulai paling cepat Februari, meskipun sebagian besar inokulasi akan dimulai pada paruh kedua 2021, kata penanggung jawab vaksinasi Carlito Galvez pada sidang Senat, Senin (11/1/2021).
Pemerintah, menurut Galvez, sedang menyelesaikan kesepakatan pasokan dengan AstraZeneca Plc., Serum Institute of India, Pfizer Inc.-BioNTech SE, Johnson & Johnson, Sinovac Biotech Ltd., Moderna Inc. dan Pusat Epidemiologi dan Mikrobiologi Nasional Gamaleya Rusia.
Menteri Kesehatan Francisco Duque mengatakan pada sidang yang sama, bahwa kekebalan kelompok dapat dicapai tahun ini ketika pemerintah menargetkan untuk membeli 148 juta dosis vaksin virus Corona untuk menyuntik lebih dari setengah populasi pada tahun 2021.
Adapun, anggarannya mencapai 82,5 miliar peso (US$1,7 miliar) telah dikeluarkan.
Anggaran ini akan dialokasikan untuk pembelian vaksin tahun ini, yang sebagian besar berasal dari pinjaman. Sejauh ini, Filipina sudah menandatangani kesepakatan untuk 55 juta dosis vaksin.
Prioritas vaksinasi akan diberikan kepada garis depan tenaga medis dan pekerja di industri yang dianggap penting, termasuk kelompok berpenghasilan rendah dan individu berisiko.
Baca Juga
Menurut jajak pendapat dari lembaga survei Pulse Asia, hampir separuh warga Filipina cenderung menolak diberikan vaksin Covid-19 terutama karena masalah keamanan.
Dilansir dari Bloomberg, hanya sepertiga dari 2.400 orang dewasa Filipina yang disurvei mengatakan bahwa mereka bersedia divaksinasi, sementara 21 persen belum dapat mengatakan apakah mereka ingin divaksin.
Dari mereka yang tidak ingin mendapatkan vaksin, 84 persen di antaranya mengatakan mereka tidak yakin atas keamanan vaksin yang akan diberikan.