Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pejabat Georgia Akui Komunikasi dengan Trump untuk Ubah Hasil Pilpres

Menteri Negara Bagian Georgia Brad Raffensperger mengungkapkan bahwa menerima panggilan Donald Trump itu bukan kemauannya pribadi, tetapi dipaksa oleh pejabat Gedung Putih.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump./Istimewa
Presiden Amerika Serikat Donald Trump./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Negara Bagian Georgia Brad Raffensperger mengonfirmasikan percakapannya dengan Presiden Amerika Donald Trump yang bocor ke publik. Menurutnya, komunikasi itu memang terkait upaya mengubah hasil Pilpres Amerika 2020 di negara bagian Georgia.

Raffensperger mengungkapkan bahwa menerima panggilan Donald Trump itu bukan kemauannya pribadi. Sebaliknya, dia mengklaim dipaksa oleh pejabat Gedung Putih yang namanya belum dia ungkap.

Sejak awal, kata Raffensperger, dirinya merasa tidak nyaman membahas hasil Pilpres Amerika dengan Donald Trump. "Saya merasa tidak pantas membicarakan hal itu (hasil Pilpres Amerika) dengan Presiden Donald Trump, tapi mereka memaksa. Saya rasa ia (Donald Trump) memaksa staf-nya untuk menelepon kami," ujar Raffensperger, seperti dilansir Tempo.co, Selasa (5/1/2021).

Seperti diketahui, Donald Trump ingin Raffensperger, yang merupakan salah satu panitia pelaksanaan pemilu, untuk 'mencari' suara yang dapat mengubah hasil Pilpres Amerika di Georgia. Menurut Donald Trump, setidaknya dibutuhkan 11.780 suara agar dirinya yang dinyatakan sebagai pemenang.

Jumlah tersebut satu suara lebih banyak dibanding selisih kemenangan Joe Biden atas Trump. Joe Biden menang dengan selisih suara 11.779 dari total 5 juta suara. Hasil tersebut sudah disertifikasi sebanyak dua kali di Georgia, namun Donald Trump bersikeras dirinya telah dicurangi yang berujung percakapan dengan Raffensperger.

Raffensperger berkata, dirinya sudah mencoba menegaskan kepada Donald Trump bahwa klaim kecurangan yang ia buat tak berdasar. Oleh karenanya, tidak ada cara apapun untuk membuat hasil Pilpres Amerika di Georgia berubah. Namun, kata dia, Donald Trump terus saja mendesaknya untuk mengubah hasil Pilpres Amerika.

"Saya ingin menegaskan poin saya kepadanya bahwa data yang ia miliki itu jelas-jelas salah. Dia mengklaim ada ratusan suara dari pemilih yang sudah meninggal. Kami cuma menemukan dua. Itu contoh data yang buruk," ujar Raffensperger.

Raffensperger tidak menutup kemungkinan Donald Trump diperkarakan atas desakan ke dirinya. Bahkan, dia mengatakan sudah ada permintaan tersebut dari panitia pelaksanaan pemilu kepada dirinya. Namun, menurutnya, investigasi apakah Donald Trump tergolong menyokong penituan pemilu bukan kapasitasnya.

"Pengacara distrik Fulton County (Fani Willis) mungkin lebih punya otoritas untuk menggelar investigasi itu," ujar Raffensperger. Fani Willis belum memberikan komentar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Tempo/Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper