Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Donald Trump dilaporkan telah menekan pejabat tinggi pemilu Georgia untuk 'mencari' cukup suara untuk guna memenangkan pemilihan presiden AS di negara bagian selatan itu pada November 2020.
Hal itu terungkap dalam rekaman panggilan telepon selama satu jam pada Sabtu yang dirilis oleh Washington Post kemarin waktu setempat.
Komunikasi telepon itu merupakan langkah terbaru dalam upaya Trump untuk mengklaim bahwa kekalahannya dari Presiden terpilih Demokrat Joe Biden dalam pemilihan 3 November adalah hasil dari kecurangan pemilih yang meluas. Klaim itu ditolak secara luas oleh negara bagian, pejabat federal, petugas pemilu serta pihak pengadilan.
Hubungan telepon Trump ke Menteri Luar Negeri negara bagian Georgia, Brad Raffensperger yang sesama Republikan, dilakukan ketika beberapa sekutu Trump di Kongres AS mengatakan mereka berencana untuk menolak sertifikasi formal tentang kemenangan Biden pada Rabu mendatang.
Mantan wakil presiden itu memenangkan pemilu dengan selisih suara elektoral 306-232 suara dan memenangkan lebih dari tujuh juta selisih suara populer.
The Washington Post mengatakan bahwa selama panggilan telepon itu, Trump memohon dan mengancam Raffensperger dengan konsekuensi kriminal yang tidak jelas dalam upaya untuk membatalkan kekalahannya.
Baca Juga
Raffensperger dan penasihat umum kantornya menolak permintaan Trump dan mengatakan kepada presiden bahwa dia telah dibohongi oleh teori konspirasi yang tersebar di media sosial, menurut kutipan audio dan akun surat kabar itu.
"Orang-orang Georgia marah, orang-orang di negara bagian itu marah," kata Trump, menurut salah satu kutipan audio yang diterbitkan online oleh media tersebut seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Senin (4/1/2020).
Trump meminta pejabat itu untuk berbohong dengan mengatakan telah menghitung ulang suara. "Jadi Ingat. Yang ingin saya lakukan adalah saya hanya ingin mendapatkan 11.780 suara, suara yang lebih banyak dari yang kami miliki sehingga kami memenangkan negara bagian ini," kata Trump dalam rekaman itu dan bersikeras bahwa tidak mungkin dia kalah suara di negara bagian itu.
Hubungan telepon itu dilakukan beberapa hari sebelum Senator AS Ted Cruz diperintahkan untuk memimpin beberapa sekutu Trump di Kongres dalam upaya jangka panjang untuk mengganggu pengakuan formal atas kemenangan Biden.
Kemenangan tipis biden di Georgia adalah yang pertama oleh seorang calon presiden dari Partai Demokrat dalam satu generasi dan telah meningkatkan harapan di antara Demokrat bahwa mereka dapat memenangkan dua Anggota Senat AS di negara bagian itu sehingga memberikan kontrol kepada partai mereka atas Kongres.
Bahkan jika Trump telah memenangkan 16 suara elektoral di Georgia pun dia masih akan kehilangan posisi untuk kembali ke Gedung Putih. Biden sendiri akan dilantik pada 20 Januari.
Semengara itu Raffensperger menanggapi di Twitter: "Dengan hormat, Presiden Trump: Apa yang Anda katakan tidak benar. Kebenaran akan terungkap."
Berita kontak telepon pada Sabtu itu menuai kecaman langsung dari Kongres Demokrat termasuk Perwakilan Adam Schiff, ketua komite intelijen DPR.
"Penghinaan Trump terhadap demokrasi diungkap. Sekali lagi. Dalam rekaman," tulis Schiff di Twitter.