Bisnis.com, JAKARTA – Pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal mengungkapkan krisis pandemi Covid-19 seharusnya membawa reformasi pada tatanan dunia saat ini. Namun nyatanya saat ini tidak demikian.
"Sejujurnya saya agak kecewa bahwa Covid-19 tidak mereformasi tatanan dunia. Dimana teorinya, pada saat krisis adalah katalis terbaik untuk berubah," ungkap Dino melalui webinar Pernyataan Akhir Tahun FPCI yang berjudul "Goodbye 2020! 7 Big Things Indonesia Must Get Ready for in 2021!", Jumat (18/12/2020).
Pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Luar Negeri pada 2014, Dino kemudian mencontohkan bagaimana Indonesia menghadapi bencana tsunami Aceh 2004 silam. Kala itu hanya butuh waktu lima bulan bagi pemangku kepentingan untuk mengubah perilaku konflik dan menghasilkan kesepakatan damai yang kemudian mengakhiri konflik di Aceh. Hal itu pun kemudian merubah kondisi masyarakat di sana menjadi lebih baik.
Dino melanjutkan, keadaan tersebut kontras dengan pandemi Covid-19 saat ini.
Sementara itu, Dino mengemukakan negara-negara saat ini memilih menyelesaikan krisis Covid-19 dengan cara sendiri dibandingkan saling bekerja sama. Dia mengutip pernyataan wartawan dan penulis di Amerika Serikat (AS) Fareed Zakaria yang mengingatkan bahwa pada saat wabah cacar menyerang pada 1958, Amerika dan Rusia kala itu berkerja sama untuk membasmi wabah ini.
"Amerika dan Rusia bergabung saat berada di atmosfer perang dingin memiliki kedewasaan untuk bekerja bersama membasmi cacar," kata Dino.
Seharusnya hal yang sama terjadi antara AS dan China saat ini. Apabila kerja sama ini terjadi, kata Dino, akan memberikan sinyal yang sangat kuat untuk komunitas internasional.
Seperti diketahui, AS-China dalam beberapa waktu terakhir tengah berseteru. Kondisi kedua negara justru semakin memanas di tengah pandemi Covid-19.