Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Sambut Baik Kemajuan Negosiasi Perdamaian Afghanistan

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan sejak Afghanistan Peace Negotiations dimulai September lalu, perundingan antara Taliban dan Pemerintah Afghanistan belum mengalami kemajuan yang berarti.
Menteri Luar Negeri RI Retno L.P. Marsudi saat menyampaikan keterangan pers terkait hasil pertemuan KTT Ke-37 Asean di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, Sabtu 14 November 2020 - Youtube Sekretariat Presiden
Menteri Luar Negeri RI Retno L.P. Marsudi saat menyampaikan keterangan pers terkait hasil pertemuan KTT Ke-37 Asean di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, Sabtu 14 November 2020 - Youtube Sekretariat Presiden

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia menyambut baik progres negosiasi intra-Afghan yang sudah lama jalan di tempat.

Indonesia bersama empat negara lainnya, Qatar, Jerman, Norwegia, dan Uzbekistan (Quint) menyambut baik pengumuman dari dua pihak Afghan terkait dengan adopsi rules of procedure dan kini tengah menjajaki diskusi agenda draf.

“Ini memperlihatkan langkah penting dalam proses yang pada titik akhirnya harus memiliki penyelesaian perdamaian yang tahan lama dan inklusif di Afghanistan,” seperti ditulis dalam keterangan tertulis yang mewakili Menteri Luar Negeri kelima negara, Kamis (3/12/2020).

Empat negara menilai Qatar telah berperan penting dalam menjembatani negosiasi hingga mencapai tahapan ini.

“Membangun tonggak penting yang telah dicapai kemarin, kami mendorong kedua belah pihak untuk terus terlibat satu sama lain dengan itikad baik, secara konstruktif dan siap mencari titik temu. Kami juga mendesak kedua belah pihak untuk memprioritaskan untuk mengakhiri kekerasan,” lanjutnya.

Dalam press briefing Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pada Kamis siang mengatakan sejak Afghanistan Peace Negotiations dimulai September lalu, perundingan antara Taliban dan Pemerintah Afghanistan belum mengalami kemajuan yang berarti.

Retno mengatakan kemajuan yang tepatnya terjadi pada 2 Desember 2020 ini menjadi awal dari negosiasi yang substantif.

Dia menggarisbawahi prinsip “Afghan-owned, Afghan-led” dan pentingnya proses perdamaian yang inklusif, termasuk peran ulama dan perempuan.

“Indonesia berharap kedua pihak dapat segera membahas upaya upaya mengakhiri kekerasan antara lain dengan menerapkan jeda kemanusiaan atau humanitarian pause yang diharapkan dapat berlanjut dengan kesepakatan gencatan senjata yang permanen,” ungkap Retno.

Selain mengakhiri penderitaan rakyat Afghanistan, jeda kemanusiaan juga diperlukan untuk menangani dampak pandemi Covid-19 di Afghanistan. Retno berkomitmen bahwa Indonesia akan terus berperan melalui Quint untuk mendukung proses perdamaian ini.

Indonesia juga berkomitmen terhadap upaya-upaya menciptakan perdamaian yang berkelanjutan dengan memberikan dukungan peningkatan kapasitas maupun dukungan dalam proses pembangunan Afghanistan termasuk pelibatan peran perempuan Afghanistan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nindya Aldila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper