Bisnis.com, JAKARTA - Pengamat politik Rocky Gerung menilai Partai Gerindra terlambat dalam memberikan respons terkait dengan polemik kasus korupsi yang menjerat mantan Wakil Ketua Partai Gerindra Edhy Prabowo soal ekspor benih lobster.
Analisa tersebut diungkapkan Rocky melalui akun YouTube Rocky Gerung Official yang berjudul "Fadli Zon Dilarang Masuk Kabinet Gantikan Edhy Prabowo," yang diunggah pada Senin (30/11/2020).
Melalui video yang berdurasi hampir 13 menit ini konsultan media dan politik Hersubeno Arief yang hadir sebagai host bertanya kepada Rocky mengenai keterlambatan respon dari Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Partai Gerindra ini sendiri.
Rocky mengungkapkan keterlambatan ini disebabkan saling kirim sinyal antar partai. Menurutnya konsolidasi Gerindra tidak cukup hanya dengan keputusan Prabowo. Menurutnya Prabowo juga akan mendengar pendapat Ketua Umum Partai besar PDIP Megawati dikarenakan berkaitan dengan persiapan pemilihan presiden 2024 mendatang.
"Jadi bagi Prabowo kehadiran di kabinet itu adalah demi 2024, bukan soal teknis saja karena itu dia mesti berhitung terus demikian juga dengan Ibu Mega," jelas Rocky dikutip pada Selasa (1/12/2020).
Menurut Rocky tindakan ini adalah bagian dari politik yang diasuransikan pada transaksi yang sukar dipertahankan. Saat ini Rocky menganggap waktu menggerogoti dan publik yang melihat peristiwa ini mengartikan watak Prabowo sudah tidak bisa dipegang.
Baca Juga
"Dalam keadaan perang, waktu itu penting. Sebagai seorang strategic menunda-nunda waktu artinya mengundang musuh untuk menyusun kekuatan lebih banyak," kata Rocky.
Padahal Prabowo sebagai pimpinan pucuk Partai Gerindra sering menyatakan dengan tegas keseriusannya untuk memberantas korupsi. Misalnya dalam jargonnya "Saya akan kejar koruptor-koruptor itu. Bila perlu sampai ke Antartika" yang diucapkannya saat pidato Renaisans Indonesia pada 8 Maret 2019 lalu.
Mengutip pernyataan ini, Rocky lalu mengungkapkan seharusnya dengan pernyataan ini tidak boleh ada pertimbangan lain. Harusnya Prabowo pada menit pertama langsung membuktikan pernyataannya ini ungkap Rocky setelah itu barulah diatur ulang dampak politiknya.
"Headlinenya musti ada dulu Gerindra memberhentikan kadernya itu, itu betul-betul tiupan napas pertama yang mustinya diucapkan oleh Prabowo," ungkap Rocky.
Hal ini dilakukan media berfokus kepada Prabowo untuk mengevaluasi bagaimana kejujuran Prabowo dalam mempertahankan intergritas ujar Rocky.
"Ya sekarang lukanya makin parah agak susah disembuhkan lagi, kecuali memang betul-betul bermaksud mengamputasi," katanya menyimpulkan kondisi Partai Gerindra.