Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembantaian di Sulteng, MUI: Masyarakat Jangan Terprovokasi

MUI Sulawesi Tengah berharap masyarakat tidak terprovokasi dengan pembantaian terhadap 4 orang jemaat Gereja Bala Keselamatan, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.
Pos pelayanan Gereja Bala Keselamatan Lewonu, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah dibakar oleh oknum tak dikenal. /Dok. Istimewa
Pos pelayanan Gereja Bala Keselamatan Lewonu, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah dibakar oleh oknum tak dikenal. /Dok. Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Tengah meminta masyarakat untuk menahan diri agar tidak mudah terprovokasi terkait dengan pembantaian terhadap 4 orang jemaat Gereja Bala Keselamatan, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.

Ketua MUI Sulteng Habib Ali bin Muhammad Aljufri menyampaikan belasungkawa dan prihatin atas peristiwa pembantaian satu keluarga yang diduga dilakukan kelompok teroris mengatasnamakan Mujahidin Indonesia Timur (MIT).

“Mari bersama melawan kekerasan dan aksi teror sebagai musuh kemanusiaan, sekaligus meredam suasana agar dapat tetap menjaga kerukunan umat beragama,” kata Aljufri, Sabtu (28/11/2020).

Pihaknya meminta masyarakat untuk menahan diri agar tidak mudah terprovokasi oleh oknum-oknum yang sengaja ingin membenturkan dan mengadu domba masyarakat. Selain itu, tidak menyebarkan foto maupun video keluarga yang dibantai tersebut untuk menjaga perasaan anggota keluarga korban.

"Cara melakukan deradikalisasi yakni dengan meluruskan benih-benih paham yang saat ini sudah tersemai dan melekat di hati para teroris dengan melalui pendekatan budaya, pemahaman ajaran agama yang benar, serta memberikan pekerjaan dan penegakan hukum dengan prinsip semua sama di depan hukum," ujarnya.

Sekretaris MUI Suteng Sofyan Bachmid menilai tindakan tersebut di luar nalar akal sehat dan sudah sangat melampaui batas nilai kemanusiaan. Aksi itu tidak dibenarkan karena bertentangan dengan nilai-nilai ajaran agama dan Pancasila.

"Tidak semestinya hal semacam itu dikaitkan dengan motif agama. Ada sejumlah faktor lain seperti ekonomi sampai dengan hukum yang berpotensi membuat orang mau untuk melakukan tindakan tersebut," ucapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper