Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Pembantaian di Sulteng, MUI: Masyarakat Jangan Terprovokasi

MUI Sulawesi Tengah berharap masyarakat tidak terprovokasi dengan pembantaian terhadap 4 orang jemaat Gereja Bala Keselamatan, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.
Newswire
Newswire - Bisnis.com 29 November 2020  |  01:05 WIB
Pembantaian di Sulteng, MUI: Masyarakat Jangan Terprovokasi
Pos pelayanan Gereja Bala Keselamatan Lewonu, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah dibakar oleh oknum tak dikenal. - Dok. Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Tengah meminta masyarakat untuk menahan diri agar tidak mudah terprovokasi terkait dengan pembantaian terhadap 4 orang jemaat Gereja Bala Keselamatan, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.

Ketua MUI Sulteng Habib Ali bin Muhammad Aljufri menyampaikan belasungkawa dan prihatin atas peristiwa pembantaian satu keluarga yang diduga dilakukan kelompok teroris mengatasnamakan Mujahidin Indonesia Timur (MIT).

“Mari bersama melawan kekerasan dan aksi teror sebagai musuh kemanusiaan, sekaligus meredam suasana agar dapat tetap menjaga kerukunan umat beragama,” kata Aljufri, Sabtu (28/11/2020).

Pihaknya meminta masyarakat untuk menahan diri agar tidak mudah terprovokasi oleh oknum-oknum yang sengaja ingin membenturkan dan mengadu domba masyarakat. Selain itu, tidak menyebarkan foto maupun video keluarga yang dibantai tersebut untuk menjaga perasaan anggota keluarga korban.

"Cara melakukan deradikalisasi yakni dengan meluruskan benih-benih paham yang saat ini sudah tersemai dan melekat di hati para teroris dengan melalui pendekatan budaya, pemahaman ajaran agama yang benar, serta memberikan pekerjaan dan penegakan hukum dengan prinsip semua sama di depan hukum," ujarnya.

Sekretaris MUI Suteng Sofyan Bachmid menilai tindakan tersebut di luar nalar akal sehat dan sudah sangat melampaui batas nilai kemanusiaan. Aksi itu tidak dibenarkan karena bertentangan dengan nilai-nilai ajaran agama dan Pancasila.

"Tidak semestinya hal semacam itu dikaitkan dengan motif agama. Ada sejumlah faktor lain seperti ekonomi sampai dengan hukum yang berpotensi membuat orang mau untuk melakukan tindakan tersebut," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

mui teror sulteng

Sumber : Antara

Editor : Rio Sandy Pradana

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top