Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Umum DPP Front Pembela Islam (FPI) Slamet Ma’rif mengaku tidak menduga sama sekali besarnya jumlah massa yang antusias menjemput kedatangan Habib Rizieq Shihab ketika kembali ke Indonesia.
Seperti diketahui, Rizieq Shihab dan keluarganya berangkat dari Bandara King Abdul Aziz Jeddah pada Senin (9/11/2020) pukul 19.30 waktu Jeddah atau 23.30 WIB dan mendarat di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta Jakarta keesokan hari pukul 08.37 WIB. Ketua Umum FPI itu disambut ribuan orang yang memadati area bandara tersebut.
"Apa yang terjadi, kami tidak pernah menduga sama sekali termasuk jumlah massa ketika penjemputan imam besar. Singkatnya, tanpa undangan dari kami, itu gerakan hati mereka dan spontan berbondong-bondong ke bandara Soekarno-Hatta untuk menjemput imam besar," jelasnya dalam video wawancara yang diunggah di akun Youtube resmi Mata Najwa, Kamis (19/11/2020).
Ditambah lagi, Slamet, yang juga merupakan Ketua Umum Perkumpulan Alumni (PA) 212, mengklaim Menteri Koordinator Polhukam Mahfud MD memberikan izin untuk penjemputan Rizieq Shihab.
"Silahkan jemput Habib Rizieq. Yang penting aman tertib. Ini yang menambah juga kan. Sehingga ketika hari H-nya kita melihat luar biasa umat berkumpul, penuh sukacita penuh histeris, penuh kesedihan juga, menyambut beliau," ujarnya.
Slamet menjelaskan bahwa pihaknya juga mengantisipasi lonjakan massa itu dengan mengarahkan laskar FPI untuk turun ke lapangan dan menjaga keamanan dan ketertiban sepanjang penjemputan imam besar.
Baca Juga
"Aparat keamanan juga membantu karena itu pihak kepolisian saya pikir mematuhi apa yang disampaikan oleh Kapolri bahwa harus humanistik, persuasif," ujarnya.
Slamet menambahkan psikologis umat yang kala itu dipenuhi kerinduan yang memuncak berdampak ketika Habib Rizieq kemudian dijadwalkan untuk melakukan peletakan batu pertama pesantren di Megamendung, Bogor.
"Begitu keluar tol luar biasa, sepanjang jalan sampai dengan pesantren umat sampai ada yang menangis. Itu kan gerakan hati yang kita nggak pernah menyangka," jelas dia.
Seperti diketahui, Polda Jawa Barat sedang melakukan penyelidikan atas kegiatan Rizieq Shihab di Bogor itu. Pada kegiataan tersebut diduga terjadi pelanggaran aturan terkait protokol kesehatan untuk mencegah Covid-19.
Sejumlah pihak sedang didalami terkait kegiatan di Megamendung, Bogor, yang membuat Kapolda Jabar dicopot karena dianggap tidak menegakkan protokol kesehatan pada kegiatan tersebut.