Bisnis.com, JAKARTA - Penegakan protokol kesehatan oleh masyarakat Indonesia di tengah pandemi virus Corona atau Covid-19 dinilai masih belum baik.
Hal itu ditegaskan oleh epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia, Pandu Riono, melalui akun Twitter resminya, @drpriono1, Selasa (17/11/2020).
Menurutnya, protokol kesehatan masih sering terjadi dan perilaku 3M (memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan) belum berjalan dengan baik. Bahkan, masih banyak masyarakat yang masih abai.
"Pelanggaran protokol kesehatan sering terjadi, termasuk pada kegiatan pilkada, dan kegiatan lainnya. Perilaku 3M belum diadopsi dengan baik. Sebagian tidak peduli, sebagian pura-pura patuh, kurang pemahaman dan rasa tanggung-jawab. Komunikasi publik perlu ditingkatkan," tulisnya dalam cuitan tersebut.
Pelanggaran protokol kesehatan sering terjadi, termasuk pada kegiatan pilkada, dan kegiatan lainnya. Perilaku 3M belum diadopsi dengan baik. Sebagian tidak peduli, sebagian pura-pura patuh, kurang pemahaman dan rasa tanggung-jawab. Komunikasi publik perlu ditingkatkan. @jokowi pic.twitter.com/qxNGFJ1vsd
— Juru Wabah (@drpriono1) November 17, 2020
Pandu mengatakan hal itu terkait dengan fenomena kerumunan yang masih terus terjadi di tengah-tengah masyarakat uang tentu memicu peningkatan penyebaran Covid-19.
Seperti diketahui, pelanggaran protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19 ini kembali menjadi sorotan belakangan ini lantaran ada penyambutan Habib Rizieq Shihab yang baru kembali ke Indonesia setelah bermukim di Arab Saudi selama 3,5 tahun.
Selain itu, ada penyelenggaraan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan melibatkan banyak peserta, termasuk yang dihelat oleh Rizieq Shihab yang dirangkaikan dengan resepsinya. Resepsi tersebut pun terindikasi melanggar protokol kesehatan dengan jumlah tamu undangan mencapai ribuan.
Alhasil, Polri pun turun tangan menangani kasus tersebut, melalui tim dari Bareskrim Polri dan Polda Metro Jaya.
Selain Rizieq, kepolisian juga akan mengagendakan pemeriksaan terhadap seluruh pihak yang dinilai bertanggung jawab terkait kerumunan dalam acara resepsi pernikahan putri pentolan FPI itu, termasuk Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.