Bisnis.com, JAKARTA - Kapolri Idham Azziz secara resmi mencopot Nana Sudjana dari posisi Kapolda Metro Jaya dan menunjuk Kapolda Jawa Timur Mohammad Fadil Imran sebagai penggantinya.
Nana Sudjana dicopot dari posisinya sebagai Kapolda Metro Jaya diduga karena kerumunan di acara Maulid Nabi Muhammad dan pernikahan yang digelar pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab di Petamburan, Sabtu (14/11/2020).
Penggantian pucuk pimpinan Polda Metro Jaya dilakukan secara mendadak dan dituangkan ke dalam Telegram Rahasia 3222/XI/KEP./2020. Hal itu dibenarkan oleh Kadiv Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Argo Yuwono.
"Irjen Pol M. Fadil Imran diangkat dalam jabatan sebagai Kapolda Metro Jaya," ujar Argo seperti dikutip tempo.co, Senin (16/11/2020).
Dari hasil penelusuran Tempo, Fadil terbilang cukup berprestasi selama berkarier menjadi polisi. Alumni Akademi Polisi (Akpol) tahun 1991 memiliki banyak pengalaman di bidang reserse. Pada 2008, Fadil Imran pernah menjabat sebagai Kasat III Ditreskrimum Polda Metro Jaya. Ia kemudian menjabat sebagai Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok di tahun yang sama.
Pada tahun 2009, dia ditarik ke Polda Metro Jaya untuk menjabat Wadir Reskrimum. Setelah tiga tahun menjabat di posisi tersebut, Fadil ditarik ke Mabes Polri dan menduduki jabatan Kasubdit IV Dittipidum Bareskrim Polri pada 2011.
Baca Juga
Dari Bareskrim, Mohammad Fadil Imran diangkat menjadi Direktur Ditreskrimum Polda Kepulauan Riau. Setelah dua tahun mengabdi di pos tersebut, Fadil ditarik kembali di Jakarta untuk menduduki jabatan sebagai Kapolres Metro Jakarta Barat pada 2013.
Selanjutnya pada 2015, Fadil Imran dimutasi dan menjadi Analis Kebijakan Madya (Anjak Madya) Bidang Pidum Bareskrim Polri. Setahun kemudian, dia menjabat sebagai Direktur Ditreskrimsus Polda Metro Jaya.
Saat bertugas di Polda Metro Jaya, Fadil sukses membongkar kasus pembajakan film Warkop DKI Reborn. Atas prestasinya, dia kemudian ditarik sebagai Wakil Dirtipideksus Bareskrim Polri.
Fadil menjabat sebagai Dirtipid Siber Bareskrim Polri pada 2017. Setahun kemudian, dia berhasil membongkar kasus sindikat Muslim Cyber Army (MCA). Kasus ini sempat membuat heboh karena diperkirakan sebagai pihak yang menyebarkan ujaran kebencian di media sosial saat Pilkada DKI 2017 dan Pilpres 2019.
Pada 2018, Fadil menjabat sebagai Staf Ahli Sosial Budaya (Sahli Sosbud) Kapolri Jendral Idham Aziz hingga 2020. Tak lama setelah itu, Fadil diangkat menjadi Kapolda Jawa Timur. Hari ini, Mabes Polri menunjuk Mohammad Fadil Imran menjadi Kapolda Metro Jaya. Dalam mutasi polisi ini, dia diharapkan dapat menyelesaikan persoalan pelanggaran protokol kesehatan Covid-19 yang terjadi di DKI Jakarta.