Bisnis.com, JAKARTA - Ekspor China berkembang lebih cepat dari yang diharapkan pada Oktober, memberikan dukungan untuk pemulihan ekonomi dan mendorong peningkatan permintaan untuk impor, yang naik untuk bulan kedua berturut-turut.
Dilansir Bloomberg, Sabtu (7/11/2020), Administrasi Bea Cukai mengatakan ekspor dalam dolar meningkat 11,4 persen pada Oktober dari tahun sebelumnya, sementara impor naik 4,7 persen.
Angka itu menjadikan surplus perdagangan sebesar US$58,4 miliar untuk bulan tersebut. Ekonom sebelumnya memperkirakan bahwa ekspor akan meningkat sebesar 9,2 persen sementara impor akan tumbuh sebesar 8,6 persen.
Pemulihan ekonomi China kemungkinan berlanjut pada Oktober, dengan data awal menunjukkan ekspansi yang sedang berlangsung di bidang manufaktur dan peningkatan di industri jasa.
Ekspor yang kuat telah menjadi dukungan utama untuk pemulihan tersebut karena permintaan internasional melonjak pada barang-barang seperti peralatan medis dan perangkat pendukung bekerja di rumah.
Ada pula kemungkinan dorongan dari pembukaan kembali di negara lain, meskipun kini surut karena negara-negara besar kembali memberlakukan pembatasan wilayah atau lockdown.
Baca Juga
"Kami memperkirakan ekspor China akan tetap kuat, melambat oleh basis yang tinggi tahun lalu tetapi terus mendapatkan keuntungan dari pemulihan permintaan global sebelum lonjakan baru-baru ini di Eropa dan AS," kata ekonom Citi Bank yang dipimpin oleh Li-Gang Liu dalam sebuah laporan.
Pertumbuhan impor kemungkinan mengalami penurunan hari kerja di bulan tersebut. Namun, China diperkirakan akan terus meningkatkan impor pertanian dan energi dari AS untuk memenuhi target yang ditetapkan dalam kesepakatan perdagangan yang ditandatangani pada Januari. Memulihkan permintaan domestik juga kemungkinan besar membantu mendukung pertumbuhan yang solid.