Bisnis.com, JAKARTA – Calon presiden AS dari Partai Demokrat Joe Biden berhasil memimpin perolehan suara di Pennsylvania, AS, atas pesaingnya Donald Trump.
Capaian ini membuat Biden diyakini makin dekat dengan kemenangan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) AS tahun ini. Terlebih, jumlah surat suara yang dihitung di negara bagian tersebut telah menembus 90 persen.
Seperti dilansir dari Bloomberg, Jumat (6/11/2020) Biden memiliki keunggulan tipis sebanyak 5.594 suara di negara bagian yang menjadi medan pertempuran utama Pilpres AS kali ini.
Di sisi lain, dia juga nyaris melampaui perolehan suara Trump di Georgia, negara bagian yang terakhir kali memilih calon presiden dari Partai Demokrat pada 1992.
Pennsylvania memiliki 20 suara elektoral, yang berarti bahwa jika Biden memenangkan negara bagian ini, maka dia akan memiliki lebih dari 270 suara Electoral College yang diperlukan untuk mengklaim Gedung Putih.
Suara tetap akan dihitung di kedua negara bagian - dan juga di Arizona dan Nevada, tempat Biden mempertahankan keunggulan.
Decision Desk HQ, sebuah firma pengolaha data pemilu, telah memproyeksikan Biden akan memenangkan Pennsylvania.
Namun demikian, Trump nampaknya bakal berupaya keras untuk menampik kemenangan Biden tersebut.
"Perlombaan ini belum berakhir," kata juru kampanye Trump, Matt Morgan.
Dia mengatakan seruan itu didasarkan pada proyeksi yang salah di empat negara bagian yang dia klaim memiliki penyimpangan dalam proses pemungutan suara.
"Biden mengandalkan negara-negara bagian ini untuk klaim palsu atas Gedung Putih. Kami yakin setelah pemilihan final, Presiden Trump akan terpilih kembali," katanya.
Sebelumnya dalam sebuah pernyataan resmi di Gedung Putih pada Kamis (5/11/2020) malam waktu setempat, Trump mengatakan hasil Pilpres AS dirampas darinya melalui sejumlah cara curang. Meskipun demikian, hingga saat ini belum ditemukan adanya bukti penyimpangan suara yang meluas.
“Kalau dihitung suara sah, saya menang dengan mudah. Jika Anda menghitung suara ilegal, mereka dapat mencoba mencuri hasil pemilu dari kami, " kata Trump.