Bisnis.com, JAKARTA - Calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat Joe Biden yakin dirinya akan memenangkan Pilpres AS 2020.
Biden unggul sementara dengan 264 suara elektoral (electoral votes). Di sisi lain, Capres AS dari Partai Republik Donald Trump baru meraih 214 electoral votes.
"Saya tidak ingin mendeklarasikan kemenangan. Namun, saya di sini untuk melaporkan ketika penghitungan suara selesai, saya yakin jadi pemenang," katanya dalam video singkat seperti dikutip BBC, Kamis (5/11/2020).
Biden mengatakan pihaknya telah mengalami masa-masa kampanye yang panjang dan sulit. Meski demikian, mantan partner Presiden Barack Obama tersebut menuturkan Amerika Serikat menghadapi situasi yang lebih sulit.
Menurutnya, masing-masing calon presiden pernah menghadapi kampanye yang berat. Karena itu, lanjutnya, ketika proses Pilpres AS 2020 selesai saatnya mengembalikan semuanya seperti semua.
"Ini saat yang tepat bagi warga AS untuk melakukan hal yang pernah dijalani. Tinggalkan kampanye yang sengit, menurunkan tensi, bertemu kembali, dan saling menghormati satu sama lain," imbuh Biden.
Baca Juga
Dia mengaku mempersatukan kembali dua kubu, Demokrat dan Republik, setelah Pilpres AS tidaklah mudah.
Namun, Biden berjanji untuk tidak memperlakukan lawan politiknya, Donald Trump, sebagai musuh.
"Kami bukan musuh, kami harus bersatu dan hal itu yang membuat kami sebagai bangsa Amerika," ujarnya.
Calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat, Joe Biden, meraih 264 suara elektoral tambahan setelah mengamankan negara bagian Wisconsin dan Michigan.
Dikutip dari Fox News, Joe Biden mengamankan 10 suara elektoral di Wisconsin dan 16 suara di Michigan, sehingga total suara elektoral yang ia dapatkan berjumlah 264.
Dengan ini, Biden hanya butuh 6 suara tambahan untuk mencapai ambang batas 270 suara elektoral dan memenangkan pilpres AS. Jumlah ini bisa ia dapatkan hanya dengan memenagkan negara bagian Nevada yang memiliki 6 suara elektoral.
Trump saat ini meraih 214 suara elektoral, dengan tersisa Nevada, Pennsylvania (20 suara), North Carolina (15 suara), dan Georgia (16 suara), dan Alaska (3 suara) yang belum menetapkan suara elektoral.