Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Diam-Diam, Negara-Negara Asia Lebih Suka Trump Menang

Basis dukungan Trump di Asia, meliputi Hong Kong, Taiwan dan Vietnam. Berikut penjelasannya
Presiden AS Donald Trump melepas masker saat keluar di balkon Gedung Putih untuk berbicara dengan para pendukung yang berkumpul di South Lawn untuk kampanye yang disebut Gedung Putih sebagai protes damai di Washington, AS, (10/10/2020)./Antara-Reuters
Presiden AS Donald Trump melepas masker saat keluar di balkon Gedung Putih untuk berbicara dengan para pendukung yang berkumpul di South Lawn untuk kampanye yang disebut Gedung Putih sebagai protes damai di Washington, AS, (10/10/2020)./Antara-Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Donald Trump memang bukanlah presiden AS yang mendapatkan dukungan internasional. Namun bagi sebagian negara Asia, permusuhan terhadap China menjadikan Trump sebagai pilihan untuk didukung dalam Pilpres kali ini.

Sebab seperti kata pepatah, "musuh dari musuhku adalah temanku". Demikian kiranya bagi para aktivis demokrasi di Hong Kong dan Taiwan yang terkenal memusuhi dominasi Partai Komunis China atas wilayah mereka.

"Ketika Donald Trump terpilih empat tahun lalu, saya pikir AS sudah gila. Saya selalu menjadi pendukung Demokrat. Sekarang, saya mendukung Trump bersama dengan banyak pengunjuk rasa Hong Kong," kata Erica Yuen seorang aktivis dan pengusaha di Hong Kong, dilansir BBC, Rabu (4/11/2020).

Yuen mengatakan bahwa prioritas Hong Kong adalah mendapatkan seorang presiden AS yang akan memukul keras Partai Komunis China. Harapan ini dipicu oleh kritik vokal presiden AS terhadap China, khususnya yang berkaitan dengan Hong Kong.

Di bawah masa jabatan Trump, Kongres telah mengeluarkan undang-undang yang mencabut status khusus Hong Kong, yang memberikan perlakuan ekonomi preferensial kepada negara karena mereka mengatakan Hong Kong tidak lagi otonom. Sanksi juga dijatuhkan kepada kepala eksekutif Hong Kong Carrie Lam dan 10 pejabat tinggi lainnya dari Hong Kong dan China daratan.

Sementara itu, Joe Biden, juga telah berjanji untuk menghukum China atas tindakannya terhadap Hong Kong, dan menyebut Presiden China Xi Jinping sebagai preman.

Namun bagi Yuen, apa yang membuat perbedaan adalah bahwa pemerintahan saat ini telah menjadi yang pertama memutuskan bahwa Partai Komunis China merugikan dunia.

"Saya tidak tahu mengapa pemerintahan Obama dan Clinton tidak menyadarinya. Mereka terlalu naif dan berpikir Partai Komunis China akan memilih jalan demokrasi dan menjadi masyarakat modern. Tapi itu terbukti tidak benar," katanya.

Hal yang sama juga disampaikan masyarakat Taiwan yang selama bertahun-tahun terlibat ketegangan dengan Beijing setelah terpecah dalam perang saudara pada 1940-an.

"Sikap Donald Trump baik untuk kami dan bagus untuk memiliki sekutu seperti itu. Ini memberi kami kepercayaan lebih dalam hal urusan luar negeri militer dan perdagangan," kata Victor Lin, yang bekerja di e-commerce.

Trump jelas telah memperluas jangkauannya ke Taiwan. Selama beberapa bulan terakhir, kedua pemerintah telah membuat langkah besar untuk menyelesaikan kesepakatan perdagangan bilateral.

Kesepakatan perdagangan dengan AS akan memungkinkan Taiwan untuk menjauh dari ketergantungannya yang besar pada China.

Lin khawatir bahwa Biden tidak akan mengambil langkah yang provokatif dalam menghadapi kemarahan Beijing. Biden secara tradisional dikenal sebagai pendukung keterlibatan dengan China. Meskipun ia telah mengubah pendiriannya baru-baru ini, hal itu belum sampai ke telinga banyak orang Taiwan yang khawatir invasi China mungkin akan terjadi.

Sejumlah aktivis di Vietnam dan Jepang juga menyerukan dukungan untuk Trump. Aktivis politik Nguyen Vinh Huu percaya bahwa hanya seseorang seperti Trump yang berani sampai pada titik sembrono dan bahkan agresi yang benar-benar dapat membuat perbedaan.

"Dan itulah yang membedakannya dari para pendahulunya. Berurusan dengan China membutuhkan orang-orang seperti itu," katanya.

Ketika Donald Trump berkuasa, Vinh mengatakan dia merasa dunia pada akhirnya akan sadar akan bahaya China dan bentuk baru dari kapitalisme negara komunis.

Secara pribadi dia berharap sikap AS yang kuat terhadap Partai Komunis China mungkin memiliki efek riak di seluruh wilayah dan akhirnya berdampak ke Hanoi.

Sementara itu, sebagian kecil masyarakat Jepang ikut mendukung Trump. Meski merupakan minoritas, para pendukung Trump di Jepang menyatakan alasan keamanan nasional sebagai motif dukungan mereka.

"Kami benar-benar menginginkan seorang pemimpin dari AS yang dapat melawan China secara agresif. Saya tidak berpikir siapa pun bisa begitu blak-blakan dan kuat, itu benar-benar harus Donald Trump," kata Yoko Ishii, seorang YouTuber Jepang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper